Nasional

Di Hadapan Grand Syekh Al-Azhar, Menag Paparkan Solusi Cegah Konflik Antar Negara dan Agama

Rabu, 10 Juli 2024 | 14:00 WIB

Di Hadapan Grand Syekh Al-Azhar, Menag Paparkan Solusi Cegah Konflik Antar Negara dan Agama

Menteri Agama RI Yaqut Chalil Qoumas saat sambutan di acara Interfaith and Intercivilizational Reception untuk menyambut Grand Syekh Imam Besar Al-Azhar Ahmed El Tayeb di Ballroom Hotel Pullman Central Park, Jakarta pada Rabu (10/7/2024). (Foto: NU Oline/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Menteri Agama RI Yaqut Chalil Qoumas mengatakan bahwa dunia hari ini masih dihadapkan dengan berbagai konflik di antaranya adalah konflik antar negara, agama, dan intra agama. Sebab itu, Menag mendorong solusi untuk mencegah konflik tersebut.


"Di antara sebab dari konflik ini adalah tidak adanya kesalingan antar-komponen, tidak saling memahami, tidak saling mengerti dan tidak saling mencintai," kata Menag Yaqut saat sambutan di acara Interfaith and Intercivilizational Reception untuk menyambut Grand Syekh Imam Besar Al-Azhar Ahmed El Tayeb di Ballroom Hotel Pullman Central Park, Jakarta pada Rabu (10/7/2024).


Gus Yaqut sapaannya itu mengatakan bahwa solusi yang dapat diambil adalah dengan membangun dialog antaragama dan dialog antar-peradaban. Tentunya, kata Gus Yaqut, yang didialogkan adalah persoalan-persoalan kemanusiaan dan peradaban. 


"Isu-isu universal seperti kesataraan, ekologi, dan keberlangsungan bumi menjadi 'Kalimatun sawa' yang mempertemukan dari berbagai masyarakat, pengikut agama dan bangsa," jelasnya.


Gus Yaqut mengatakan bahwa Indonesia adalah salah satu contoh yang paling fokus mengadakan dialog antar agama dan peradaban. Baginya, ditengah keragaman agama ada umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghuchu serta banyak aliran kepercayaan, suku, ras dan golongan. Bangsa Indonesia mampu hidup berdampingan dengan penuh harmoni.


Sehubungan dengan perdamaian dan kerukunan umat beragama, Gus Yaqut mengatakan bahwa pentingnya mengucapkan salam untuk enam agama yang diakui di Indoensia. 


"Saya perlu menyampaikan 6 salam ini, karena 6 salam ini adalah cara kita memelihara kerukunan dan harmoni sesama umat beragama," tegasnya.


Terkait kedatanagn Grand Syekh, Gus Yaqut menyebutkan bahwa Grand Syekh adalah salah seorang yang memiliki kontribusi dalam perdamaian yang ada di dunia ini. Grand Syekh. lanjut Gus Yaqut, telah membangun dialog dengan terwujudnya piagam persaudaraan kemanusiaan yang beliau tanda tangani bersama Paus Fransiskus pada 4 februari 2019 yang lalu.


Menag menceritakan bahwa inti dari piagam ini adalah mengajak sepuruh umat manusia, hidup berdampingan berpegang pada nilai-nilai perdamaian, saling pengertian, kesataraan, persaudaraan, hidup berdampingan, kebijaksanaan, keadilan dan cinta kasih. 


Lebih lanjut, Menag menyingung soal konsep perdamaian, keselamatan dan cinta adalah inti dari ajaran agama-agama. Ia memaparkan bahwa didalam Islam, Nabi Muhammad menekankan pentingnya salam perdamaian, berikut juga pada agama-agama lainnya.


"Di dalam agama kristen dikenal ajaran cinta kasih, dalam hindu diajarkan Tri Kaya Parisudha, Tri Hita Karana, dan Catur Paramita. Dalam budha dikenal konsep damma mengajarkan tentang keselamatan dan kebenaran universal dan dalam Konghuchu diajarkan empat watak sejati yang harus dibina oleh tiap umat manusia salah satunya adalah trend yaitu cinta kasih," terangnya.


Terakhir, Gus Yakut mewakili pemerintah RI menyampaikan salam takdzim dan apresiasi dari seluruh warga Indonesia kepada Grand Syekh Al-Azhar, Imam Akbar Ahmed Al Tayeb. 


"Kami semua warga bangsa Indonesia selalu merindukan dan menantikan kunjungan Syekh berikutnya. Semoga kita berdoa beliau senantiasa diberikan kesehatan dan kekuatan dalam membimbing umat untuk mewujudkan peradaban dumia yang aman, tentram dan damai," terangnya.