Barito Timur, NU Online
Kebijakkan pemerintah untuk menunda kelas tatap muka menimbulkan kekecewaan sebagian pihak yang mengharapkan segera dilakukannya pembelajaran secara luring. Namun, psikolog Dina Aprilia mengingatkan, semua pihak harus siap menerima berbagai kemungkinan yang akan terjadi pada masa pandemi ini, termasuk dengan ditundanya rencana belajar tatap muka.
Ketua Asosiasi Psikologi Sekolah Indonesia (APSI) Wilayah Kalimantan Selatan ini menekankan kepada semua pihak untuk tetap berfokus pada kepentingan atau kebutuhan anak. Baginya, masa pandemi merupakan momentum untuk belajar beradaptasi dengan cepat, seperti mengelola emosi, mengatur waktu, mengenali kebutuhan diri sendiri dan anak, dan hal-hal lain yang dapat dipelajari bersama anak selama di rumah saja.
Dina mengatakan, setelah melewati hampir 10 bulan belajar daring, seharusnya anak juga telah dapat mengerti dan beradaptasi dengan lingkungannya selama pandemi.
“Hal tersebut dapat terjadi, apabila orang tua telah memberikan pengetahuan dan contoh yang benar mengenai alasan ditetapkannya suatu aturan. Cara tersebut kemudian dikenal sebagai modifikasi perilaku,” papar aktivis Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) ini saat diwawancara melalui WhatsApp, Senin (11/1).
Dalam psikologi, modifikasi perilaku ini dapat membantu untuk mengubah perilaku anak sesuai dengan yang diharapkan. Salah satu teknik yang tepat digunakan untuk saat ini ialah dengan memberikan keteladanan pada anak disertai dengan penjelasan yang dapat dipahami mereka. Misalnya, alasan kenapa harus belajar secara daring, harus pakai masker, mesti jaga jarak, dan lainnya. Dengan begitu, selain anak menirukan apa yang dilakukan oleh orang tuanya, mereka juga memahami alasan dari tindakannya.
Menurut Dina, memang pada dasarnya sekolah tatap muka jauh lebih baik dibandingkan sekolah daring. Namun, saat ini bukan waktu yang tepat untuk memutuskan sekolah tatap muka. “Yang terpenting saat ini adalah bagaimana support system (anak, orang tua, masyarakat, pemerintah) yang ada dapat terbangun dengan baik,” jelasnya.
Tips Merawat Semangat Anak di Rumah
Dina Aprilia memberikan tips untuk menjaga semangat anak selama belajar di rumah, sebagai berikut:
- Selama belajar, jangan lupa berikan waktu untuk istirahat sejenak
Saat anak-anak menjadi objek yang perlu diperhatikan, pastikan untuk selalu mengamati bahkan menanyakan bagaimana perasaan mereka. Apabila anak merasa bosan, berikan mereka waktu jeda belajar untuk beristirahat sejenak. Pastikan hal tersebut dapat membuatnya belajar dengan menyenangkan dan bermakna.
- Berikan waktu anak untuk berkomunikasi dengan teman-temannya
Masa pandemi bukan malah menjadikan interaksi sosial terhambat. Banyak jalan menuju roma, sesudah kesulitan pasti ada kemudahan. Banyak ruang media internet yang dapat membantu, misalnya video call melalui WA untuk berbagi cerita bersama teman-temannya. Walaupun anak diberikan kesempatan untuk menggunakan handphone, orang tua tetap memberikan batasan dan pengawasan yang tepat sesuai kesepakatan dengan anak.
Jika perlu, orang tua dapat menghubungi para psikolog untuk berkonsultasi, membantu dalam menangani permasalahan-permasalahan yang belum terpecahkan selama mendampingi anak belajar dari rumah.
“Apalagi saat pandemi ini, banyak psikolog memberikan konsultasi dan edukasi secara gratis, sebagai bentuk kepedulian sosial untuk membantu kesejahteraan psikologis masyarakat,” ujarnya.
Kontributor: Sarihat
Editor: Mahbib K
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua