Faktor Pendorong dan Penarik Ekstremisme Menurut Yenny Wahid
Jumat, 17 Juli 2020 | 13:00 WIB
Mochamad Ronji
Kontributor
Jakarta, NU Online
Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh atau akrab disapa Yenny Wahid mengungkapkan bahwa di antara faktor penyebab terjadinya ekstremisme atau keyakinan berlebih-lebihan melampaui batas kewajaran sampai melanggar hukum adalah ketimpangan sosial.
“Faktor penyebab ekstremisme bermacam-macam mulai dari faktor pendorong yaitu kondisi struktural kita yang sistematik sehingga memberikan ruang bagi berkembangnya radikalisme dan ekstremisme kekerasan. Seperti sekarang ini yang kita ketahui masih adanya ketimpangan sosial masyarakat Indonesia yang masih tinggi,” ungkap Yenny Wahid dalam acara Webinar nasional bersama UIN Semarang, Rabu (15/7).
Putri kedua Presiden Abdurrahman Wahid ini menambahkan faktor pendorong ekstremisme lainnya adalah pengucilan sosial, diskriminasi, dan kemiskinan. Ketimpangan sosial antara orang kaya dan orang miskin juga menjadi salah satu sebab seseorang mudah diprovokasi sampai melakukan ekstremisme kekerasan.
Selain itu tindakan korupsi uang rakyat, pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) juga bisa menyulut orang semakin berani untuk melakukan tindakan diskriminasi yang berujung pada tindakan radikal.
Di samping faktor pendorong, menurutnya ada juga faktor penarik yang membuat seseorang ikut gerakan radikalisme. Di antaranya adalah iming-iming jaminan masuk surga, dianggap sebagai jihad, sampai dengan hadiah bidadari surga. Gangguan dan lemahnya mental seseorang juga bisa mengakibatkan terbawa dengan mudah pada gerakan-gerakan radikal.
“Gerakan radikalisme ini misalnya saja anak-anak yang direkrut Bahrun Naim masuk ISIS di Suriah yang ternyata membuat tertarik teman-temannya ke sana untuk berpetualang. Anak-anak melihatnya dari iming-iming posting facebook sambil memegang senjata, itu cara mereka merekrut yang bisa membuat radikalisme semakin berkembang,” jelasnya.
Faktor pendorong dan penarik ke arah paham dan tindakan radikal ekstremis ini menurut Yenny harus disikapi dengan serius melalui kekuatan prinsip personal, resiliensi atau beradaptasi, dan tetap teguh dalam situasi sulit.
“Terutama anak-anak muda harus kita bangun resiliensi mereka karena sangat rentan direkrut. Selain itu juga kelompok-kelompok yang mudah diprovokasi dengan argumen sederhana,” pungkasnya.
Pewarta: Mochamad Ronji
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua