Grand Syekh Bertemu Jokowi Bahas Gencatan Senjata hingga Pembangunan Pusat Pengembangan Al-Azhar di Indonesia
Rabu, 10 Juli 2024 | 08:00 WIB
Presiden Joko Widodo dan Grand Syekh Al-Azhar Syekh Ahmad Al-Thayeb di Istana Negara Jakarta, Selasa (9/7/2024). (Foto: X/@jokowi)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Presiden Joko Widodo menyambut kunjungan Grand Syekh Al Azhar, Mohammed Ahmed Al-Thayeb, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (9/7/2024). Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian tur Grand Syekh ke Asia Tenggara yang juga mencakup Malaysia dan Thailand.
Dalam keterangannya usai mendampingi Presiden Jokowi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, menjelaskan pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Grand Syekh Al-Azhar membahas pesan perdamaian untuk perang dan konflik termasuk yang terjadi di Gaza.
Dalam pertemuan itu, Presiden Jokowi menekankan pentingnya menyuarakan gencatan senjata permanen dan mempermudah akses bantuan kemanusiaan. Dengan begitu, perdamaian akan dapat terwujud.
"Bapak Presiden menyampaikan bahwa saat ini perang dan konflik terjadi di mana-mana termasuk di Gaza," kata Retno sebagaimana dikutip dari keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
Retno menyampaikan, Grand Syekh juga menyetujui pandangan Presiden Jokowi bahwa perang harus segara diakhiri dan perdamaian harus diwujudkan. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya sebuah persatuan di dunia ini.
"Negara-negara di dunia semua harus mendorong perdamaian di Gaza, perdamaian di bangsa Palestina, termasuk juga persatuan di antara negara-negara Muslim," tutur Retno.
Lebih lanjut Retno menjelaskan, perdamaian tidak akan terwujud jika dialog tidak diutamakan. Pasalnya, perang sudah terjadi sekitar 9 bulan lebih hingga kini, terlepas dari semua upaya yang terus dilakukan oleh semua negara, termasuk Indonesia.
"Grand syekh secara khusus mencatatkan, mencermati, mengapresiasi peran yang dilakukan oleh Indonesia di dalam isu Palestina, sampai sekarang perang masih belum selesai. Oleh karena itu, Grand Syekh mengatakan pentingnya persatuan, semua negara di dunia agar perang dapat diselesaikan segera," jelasnya.
Dalam pertemuan itu, Jokowi mendorong pembentukan Pusat Pengembangan atau Markaz Tathwir Al-Azhar cabang Indonesia.
"Presiden juga mendorong pembentukan Markaz Tathwir Al Azhar untuk cabang Indonesia," kata Retno.
Jokowi mengatakan Mesir sejak lama menjadi tujuan studi pelajar Indonesia. Bahkan, 95 persen warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Mesir merupakan pelajar.
"Jumlah yang dicatat Grand Syekh pelajar Indonesia lebih dari 13 ribu orang. Dan Grand Syekh mengatakan beliau tidak pernah menerima keluhan dari mahasiswa Indonesia, dan berarti bahwa karakter dari mahasiswa Indonesia adalah baik," jelas Retno.
Hal ketiga yang disampaikan Jokowi, yakni pentingnya penguatan dialog antar-iman. Jokowi mengatakan, Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk dan toleransi adalah DNA Indonesia.
"Bapak Presiden menekankan pentingnya upaya bersama untuk meningkatkan nilai toleransi dan perdamaian melalui dialog lintas agama guna mencegah tumbuh suburnya ekstremisme dan Islamofobia," pungkas Retno.
Terpopuler
1
Daftar Barang dan Jasa yang Kena dan Tidak Kena PPN 12%
2
Kenaikan PPN 12 Persen Berpotensi Tingkatkan Pengangguran dan Kolapsnya UMKM
3
Kisah Inspiratif Endah Priyati, Guru Sejarah yang Gunakan Komik sebagai Media Belajar
4
Ketum PBNU Respons Veto AS yang Bikin Gencatan Senjata di Gaza Kembali Batal
5
Bahtsul Masail Kubra Internasional, Eratkan PCINU dengan Darul Ifta’ Mesir untuk Ijtihad Bersama
6
Menag Penuhi Undangan Arab Saudi untuk Bahas Operasional Haji 2025
Terkini
Lihat Semua