Gus Ali Masyhuri: Padukan Usaha dan Doa untuk Selamat dari Covid-19
Sabtu, 3 Juli 2021 | 16:00 WIB
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Wabah Covid-19 telah memengaruhi semua sektor kehidupan manusia dari segi ekonomi, politik dan lainnya. Karenanya, ia menegaskan bahwa doa tidak bisa ditinggalkan dan dipisahkan dengan usaha. Siapa yang mampu tampil memadukan antara doa dan usaha insyaallah akan diselamatkan Allah swt.
Hal tersebut disampaikan Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Progresif Sidoarjo, Jawa Timur KH Agoes Ali Masyhuri dalam acara pembacaan Shalawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa dari Wabah yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube TVNU, Sabtu (3/7) malam.
Ia mengajak masyarakat untuk merenungi firman Allah dalam QS Al-Anfal ayat 33. Menurutnya, dalam ayat tersebut, terdapat dua hal yang harus dipadukan jika bangsa Indonesia ingin selamat dari wabah, yakni memperbanyak shalawat dan membaca istighfar, tidak hanya mencukupkan diri dengan melakukan 3M maupun 5 M.
“Jika bisa memadukan kedua hal itu dan senantiasa menghadirkan Rasul dalam praktik kehidupan serta memperbanyak membaca istighfar, bermuhasabah, insyaallah akan ada campur tangan Allah swt. Dan dalam waktu relatif singkat wabah Covid akan diangkat Allah swt,” ujarnya.
Gus Ali mengutip hadits Rasulullah SAW tentang fadhilah shalawat, ‘Barang siapa yang membaca sholawat satu kali kepada Nabi Muhammad SAW maka Allah akan bersholawat kepada orang tersebut sebanyak 10 kali.’ Artinya, terang Gus Ali, balasan Allah lebih sempurna, lebih banyak daripada amal semua hambanya.
Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu menjelaskan, dengan memperbanyak shalawat kepada Rasulullah saw dan membaca istighfar insyaallah, Allah akan senantiasa hadir merahmati dan memberkahi kita semua.
Di era yang tidak penuh kepastiaan ini, kata Gus Ali, banyak lidah fasih tapi berhati lalai, ada yang khusuk tapi sibuk dengan kesendirian, ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan seakan surga dikapling untuk dirinya dan kelompoknya saja sehingga semua orang dituding neraka, dan ada ahi maksiat tapi rendah hati.
“Untuk menghadapi yang demikian itu, mari bersama-sama senantiasa istiqamah mengetuk pintu langit Allah swt dan mudah-mudahan dengan ikhtiar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama bermunajat dan mujahadah kepada Allah dengan shalawat, akan dicatat sebagai amal saleh,” pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmy Faishal Zaini menyampaikan bahwa pembacaan Shalawat Nariyah dilangsungkan setiap malam sebagai salah satu cara NU untuk bermunajat kepada Allah atas situasi pandemi Covid-19 yang masih mewabah.
“Berdasarkan dawuh dari para sesepuh, terutama KH Agoes Ali Masyhuri dan Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, kita semua keluarga besar NU (diimbau) untuk melakukan riyadhah atau bermunajat dan berdoa kepada Allah dengan cara memperbanyak shalawat nariyah,” terang Helmy.
Sebagai informasi, Pembacaan Shalawat Nariyah kali ini dipimpin oleh Direktur Aswaja Center PBNU KH Misbahul Munir. Beberapa tokoh tampak hadir, seperti Pendakwah sekaligus Wakil Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta Ustadz Yusuf Mansur, Rais Syuriyah PCINU Australia-New Zealand Gus Nadirsyah Hosen, dan Ketua PWNU Jawa Timur KH Marzuki Mustamar.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua