Gus Baha Jelaskan Pentingnya Tata Krama Sosial di Masyarakat
Senin, 9 Desember 2024 | 08:00 WIB
Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha). (Foto: dok. Pesantren Al-Munawwir Krapyak)
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengingatkan seluruh masyarakat untuk memperhatikan tata krama sosial, terlepas apapun jabatan dalam strata sosial. Karena ketika melanggar, maka masyarakat akan pergi dari kehidupan pelanggar tata krama sosial tersebut. Masyarakat juga tidak akan melakukan kegiatan sosial dengannya lagi.
Hal itu disampaikan Gus Baha ketika mengisi kegiatan diskusi bertajuk Memahami Al-Qur'an dengan meneladani Rasulullah di Universitas IsIam Indonesia (UII) Yogyakarta.
"Inilah betapa pentingnya tata krama sosial. Rasulullah yang di-backup se-alam raya saja, tapi sekali melanggar tata krama sosial tetap saja orang akan bubar/pergi," jelasnya seperti dikutip dari akun Youtube Universitas Islam Indonesia, Ahad (8/12/2024).
Menurut Gus Baha, hukum sosial tidak pernah mengikat hanya pada satu kelompok atau orang saja, melainkan melibatkan semuanya. Bahkan kekasih-kekasih Allah, para Nabi juga dinasihati untuk memperhatikan hal sosial agar tidak salah dipahami.
"Ibnu Khaldun pernah berkata dan ini saya pegang. Nabi sebagai Nabi itu tetap terkena hukum sosial, meskipun memiliki mukjizat seperti apapun ketika ketemu orang harus santun, ketemu anak kecil harus sayang, ketemu orang tua harus hormat," kata Gus Baha.
Dikatakan Gus Baha, bahkan seandainya para nabi bisa terbang pun, ketika ada pelanggaran sosial, maka tetap akan dijauhi oleh masyarakat atau jamaahnya. Oleh karenanya, Nabi Muhammad sangat menjaga akhlaknya.
"Andai Nabi bisa terbang ke langit pun (mi'raj), tapi ketemu anak kecil suka nampar, ketemu sama orang tua lalu meludahi, tetap saja tidak diterima oleh masyarakat," ujar Gus Baha memberi permisalan.
Misal lain, kata Gus Baha, ketika seseorang memuliakan tokoh, lalu tokoh tersebut mengucapkan hal kotor kepada pecintanya, maka ia pun akan ditinggalkan. Karena Rasulullah saja yang bisa mengendalikan alam raya masih terkena aturan sosial. Begitulah hukum sosial berjalan dan biarkan saja.
"Kalian memuliakan saya dengan panggilan Gus, kalau dikatain dengan ucapan kotor oleh saya, maka tetap saja tidak terima dan menyalahkan," ucap Gus Baha.
Terpopuler
1
Modal Infak Rp10 Ribu per Orang Tiap Bulan, MWCNU di Jombang Berhasil Bangun Kantor Seharga Rp1,6 Miliar
2
Sunhaji Minta Presiden Prabowo Tolak Pengunduran Diri Miftah Maulana, Begini Respons Warganet
3
Khutbah Jumat: Amalan Sederhana, Namun Bermanfaat Bagi Sesama
4
Khutbah Jumat: 3 Penyakit Hati yang Harus Dijauhi
5
Gus Baha Jelaskan Pentingnya Tata Krama Sosial di Masyarakat
6
Khutbah Jumat: Bersabar dan Memetik Hikmah di Balik Musibah
Terkini
Lihat Semua