Gus Muwafiq Nyatakan Sifat Komunal Bangsa Indonesia Bawaan para Wali
Senin, 14 Desember 2020 | 05:00 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Tokoh Nahdlatul Ulama yang juga penceramah kondang KH Ahmad Muwafiq menyebut sifat komunal bangsa Indonesia yang saat ini masih dipegang teguh adalah bawaan para wali Allah ketika menyebarkan Islam ke Nusantara. Para kekasih Allah tersebut mewariskan ajaran hidup yang berdampingan, bersama-sama, dan bergotong royong sebagai tindak lanjut melaksanakan prinsip masyarakat Arab yang positif.
Sebelum Islam datang di Indonesia, masyarakatnya cenderung hidup secara sendiri-sendiri. Tradisi hidup secara berpisah menjadi hal yang dianggap tidak menjadi persoalan oleh masyarakat. Tujuan para wali meneruskan prinsip masyarakat Arab tersebut agar masyarakat Arab dapat mencontoh kehidupan mereka terutama menyangkut praktik ajaran agama Islam. Sebab, dalam keadaan terpisah-pisah tentu hal itu sangat sulit terwujud.
"Dalam konsep seperti itu, untuk menerapkan konsep lakod kana lakum bukan perkara mudah. Mengajarkan percontohan di masyarakat tidak komunal sangat sulit, sangat susah. Di situ lah kemudian ulama-ulama, para wali yang bawa Islam ke Indonesia membangun sistem komunal itu," kata Gus Muwafiq saat mengisi pengajian Muslimat NU DKI Jakarta secara virtual baru-baru ini.
Saat ini karakter hidup berdampingan, bersama-sama dan saling menolong sesama anak bangsa sudah melekat, perkembangannya sangat signifikan kepada hal yang positif. Pihak-pihak yang berkontribusi terhadap lestarinya prinsip bangsa Arab ini adalah pondok pesantren yang tidak dapat ditemukan di sejumlah negara.
Para kiai dan bu nyai di pesantren, ucap Gus Muwafiq secara tidak langsung telah membangun sistem komunal tersebut dengan baik. Ajaran hidup bersama-sama tersebut merupakan warisan Nabi Muhammad SAW yang harus selalu dijadikan pijakan. Para kiai membantu keseharian kompleksitas hidup seseorang agar mencontoh karakter-karakter baik dari seorang pewaris para nabi yakni ulama yang alim.
"Sistem pesantren adalah sistem komunal yang diajarkan oleh para pewaris nabi di Indonesia. Santri bisa hidup bersama kiainya 24 jam, bisa mencontoh kehidpan kiainya, bisa belajar bersama kiainya 24 jam," tegas Gus Muwafiq.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua