Nasional

Gus Yahya Ajak Pengurus NU Benar-Benar Tata Niat dan Saling Mencintai

NU Online  ·  Sabtu, 11 Oktober 2025 | 20:00 WIB

Gus Yahya Ajak Pengurus NU Benar-Benar Tata Niat dan Saling Mencintai

Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Foto: NU Online)

Jakarta, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengajak seluruh pengurus Nahdlatul Ulama untuk benar-benar menata niat dalam berkhidmah. Menurutnya, niat menjadi hal yang paling penting dan mendasar dari setiap kiprah di jam’iyyah. Jangan sampai lanjutnya, pengurus membawa motif dan kepentingan sempit atau pribadi yang menjadikan kiprahnya tidak membawa keberkahan.

 

Gus Yahya mengatakan apa pun terobosan yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk mewujudkan tujuannya, akan sulit direalisasikan jika para pengurus memiliki niatan lain. Dalam NU, pengurus harus benar-benar menata niat meraih keberkahan dan lillahi ta’ala.

 

Selain itu, Gus Yahya juga mengajak kepada para pengurus untuk terus-menerus menjaga dan memperkuat hubungan persaudaraan. Hal ini merupakan amanat dan perintah Rais Akbar Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari melalui sebuah ajakan:

 

اُدْخُلُوهَا، أَيْ اُدْخُلُوا هٰذِهِ ٱلْجَمْعِيَّةَ، جَمْعِيَّةَ نَهْضَةِ ٱلْعُلَمَاءِ، بِٱلْمَحَبَّةِ وَٱلْوِدَادِ، وَٱلْأُلْفَةِ وَٱلِاتِّحَادِ، وَٱلِٱتِّصَالِ بِٱلْأَرْوَاحِ وَٱلْأَجْسَادِ.


Artinya: “Masuklah kalian, yakni masuklah ke dalam jam‘iyyah (organisasi) ini, Jam‘iyyah Nahdlatul Ulama, dengan penuh cinta dan kasih sayang, dengan keakraban dan persatuan, serta dengan keterikatan antara ruh dan jasad.”

 

Gus Yahya mengungkapkan bahwa perbedaan pendapatan dalam sebuah organisasi merupakan hal yang lumrah dan alami. Namun perbedaan itu harus dikelola dengan baik di dalam persatuan. 

 

“Bersatu dulu. Mari kita bersatu dulu, baru kalau ada masalah kita hadapi bersama. Kalau ada perbedaan kita kelola bersama dalam persatuan,” katanya dalam kegiatan Sosialisasi Digdaya Kepengurusan yang digelar secara daring pada Sabtu (11/10/2025).

 

Sementara terkait dengan aplikasi Digdaya Kepengurusan ini Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni menjelaskan bahwa setelah aplikasi digdaya persuratan bisa diaplikasikan dam implementasikan secara masif oleh seluruh kepengurusan wilayah dan cabang dan juga cabang Istimewa di seluruh dunia, PBNU saat ini meluncurkan Digdaya Kepengurusan.

 

Ekosistem digital yang merupakan terobosan baru ini menurutnya merupakan upaya efisiensi dan mempercepat pelayanan. Dalam Digdaya Kepengurusan termuat database kepengurusan yang nantinya dirancang untuk menjadi mendata secara rinci pengurus NU di seluruh tingkatan.


“Fitur juga disiapkan untuk melakukan pendataan kapasitas kinerja sebagai tindak lanjut dari amanat peraturan perkumpulan dan bahkan juga amanat dari Anggaran Rumah Tangga dimana kita secara priodik diperintahkan dan diamanatkan untuk melakukan pendataan kapasitas kinerja,” Katanya pada kegiatan yang diikuti Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Indonesia.

 

Sementara Tim dari PBNU Arief Faqihuddin, menjelaskan bahwa Digdaya Kepengurusan ini merupakan bagian dari ekosistem digital Digdaya yang telah dimulai sejak Agustus 2024 melalui peluncuran Digdaya Persuratan. Fitur utama dari Digdaya Kepengurusan meliputi pendataan seluruh pengurus NU berdasarkan SK resmi. 


Setiap pengurus nantinya akan memperoleh Kartu Tanda NU (Kartanu) dengan Nomor Induk Anggota (NIA) yang dikeluarkan secara sistematis oleh PBNU. Selain itu, platform ini terintegrasi dengan sistem kaderisasi nasional (Siskader), yang memungkinkan pengecekan status kaderisasi setiap pengurus secara real-time dan otomatis.  


Digdaya Kepengurusan juga menghadirkan sistem pendataan kapasitas dan kinerja yang harus diisi secara mandiri oleh Pengurus Wilayah (PW) maupun Pengurus Cabang (PC). Data ini akan diverifikasi oleh PBNU dan mencakup delapan indikator utama, yakni perkumpulan, aset, aktivitas, administrasi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan BUMNU. 


“Digdaya bukan sekadar aplikasi. Ini adalah fondasi bagi budaya digital baru di lingkungan Nahdlatul Ulama. Ia menyatukan data, kaderisasi, kinerja, dan pelayanan publik ke dalam satu sistem yang rapi dan terstandar,” jelasnya.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang