PBNU Luncurkan Platform Digdaya Pesantren untuk Kelola Data Secara Efisien
Rabu, 8 Januari 2025 | 20:30 WIB

Momen Ketum PBNU Gus Yahya Cholil Staquf, didampingi Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Noorhaidi Hasan, Ketua RMI PBNU KH Hodri Arief, Rais Syuriyah PWNU DIY KH Mas’ud Masduqi, Ketua RMI PWNU DIY KH Nilzam Yahya, memukul gong sembilan kali sebagai penanda diluncurkannya platform Digdaya Pesantren, di UIN Sunan Kalijaga, pada Rabu (8/1/2025).
Achmad Risky Arwani Maulidi
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi meluncurkan platform Digitalisasi Data dan Layanan (Digdaya) Pesantren.
Keputusan ini berangkat dari inisiasi Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) dalam rangka mengelola data organisasi secara efisien sekaligus membentuk governing system di pesantren.
Menurut Gus Yahya, inisiatif ini perlu diwujudkan karena komunitas pesantren sebagai basis dari NU ini mustahil dilakukan secara manual.
“Tidak ada pilihan, satu-satunya cara adalah mengelola semua itu melalui digital, karena ini menyangkut konstituensi data, tidak mungkin lagi di-handle secara manual,” ungkapnya saat menjadi pembicara kunci dalam acara Seminar Nasional Pra-Kongres Pendidikan di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, pada Rabu (8/1/2025).
Selanjutnya, Gus Yahya didampingi Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof Noorhaidi Hasan, Ketua RMI PBNU KH Hodri Arief, Rais Syuriyah PWNU DI Yogyakarya KH Mas’ud Masduqi, Ketua RMI PWNU DI Yogyakarta KH Nilzam Yahya memukul gong. Gus Yahya membaca basmalah, shalawat disusul dengan pemukulan gong sebanyak 9 kali sebagai tanda Digdaya Pesantren resmi diluncurkan.
Sementara itu, Ketua Tim Transformasi Digital PBNU Arif Faqihuddin menjelaskan bahwa platform Digdaya Pesantren telah berhasil melewati masa percobaan.
Ia mengatakan bahwa program ini dilakukan di Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Dalam upayanya, tim ini bekerja sama dengan RMI PWNU dan PCNU untuk memastikan konsolidasi data pesantren berhasil.
“Kami berkolaborasi dengan RMI PC maupun PW untuk memastikan bahwa pesantren yang masuk ke Digdaya Pesantren adalah pesantren yang memang berafiliasi dengan NU,” katanya.
Ia menjelaskan bahwa Digdaya Pesantren ini berfungsi merekam, mulai dari data pokok yakni identitas, alamat, hingga letak geografis. Tak hanya itu, platform ini juga memuat data pembelajaran dan data santri sehingga membantu pengguna untuk menelisik sebaran pesantren-pesantren di Indonesia, terutama yang berafiliasi dengan NU.
“Sehingga kita bisa tahu persebaran pesantren NU itu seperti apa,” tandasnya.
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
3
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
4
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
5
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
6
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
Terkini
Lihat Semua