Jakarta, NU Online
Dalam rangka merayakan Hari Lahir (Harlah) ke-87 Ansor, Grup Band Punk Marjinal mempersembahkan dua lagu yang berjudul Riyanto dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser). Kedua lagu tersebut dinyanyikan pada sela-sela galawicara dalam podcast yang ditayangkan melalui Kanal Youtube Gerakan Pemuda Ansor, pada Ahad (18/4) malam.
Kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) GP Ansor, Pemandu Podcast Jonathan Latumahina menjelaskan secuplik tentang Marjinal itu. Dikatakan bahwa Marjinal sudah berjuang sejak 1997 karena sempat bergabung dalam Forum Kota (Forkot).
Sebelumnya, Marjinal telah menciptakan lagu karena terjadi tragedi pengeboman di Gereja Eben Haezer, Kota Mojokerto, Jawa Timur pada 24 Desember 2000 atau malam peringatan Hari Raya Natal. “Jadi tahun 2000 mereka bikin lagu karena tragedi pengeboman judulnya Natal Berdarah,” jelas Jo, sapaan akrabnya.
Vokalis Marjinal Mike Blaut, kata Jo, mengaku sampai menangis karena pada 2000 lalu pernah membuat lagu berjudul Natal Berdarah untuk menceritakan tentang bom di Gereja Mojokerto itu. Namun, di saat yang sama, Mike tidak tahu bahwa di situ ada martir bernama Riyanto, seorang Banser.
Pada 20 tahun kemudian, saat ingat dan mengetahui bahwa ada seorang Banser bernama Riyanto yang menjadi martir pada malam Natal 2000, Marjinal langsung menciptakan lagu berjudul Riyanto.
“Khusus, mereka ingin menghadiahkan sesuatu untuk Riyanto, dan mereka juga bikin lagu untuk Banser. Mereka itu memang (sering mengatakan), ketika harus berpihak maka akan berpihak kepada Ansor, karena Ansor menjaga budaya,” terang Jo.
Usai dijelaskan, di studio dua podcast Harlah Ke-87 Ansor menampilkan Marjinal yang siap untuk mempersembahkan lagu kepada GP Ansor berjudul Riyanto. Menurut Mike, Riyanto adalah sosok yang dianggap sebagai martir yang memberikan dorongan spirit luar biasa.
“Bangsa ini butuh trigger, butuh motivasi, dan Riyanto ini kita anggap sebagai sosok yang sudah melakukan sesuatu yang di mana kita hanya mempergunjingkannya tapi dia sudah melakukannya hal itu lebih dulu,” tegas Mike.
Ia berharap agar segala yang telah diberikan Riyanto kepada Ansor dapat dijadikan sebagai sebuah teguran agar menjadi lebih kuat, hebat, dan memiliki keinginan besar untuk merawat serta menjaga keutuhan dan persaudaraan bangsa Indonesia.
Berikut Lirik Lagu Riyanto
24 Desember di akhir tahun 2000
Lantunan doa-doa di malam suci terbakar api para pembenci
Siapa yang akan menduga
Malam kudus jadi ternoda
Seorang anak bangsa meregang nyawa
berkorban demi persaudaraan
Kau dekap prahara
Kau padamkan api angkara
Demi saudara kau rela terluka
Demi bangsa, kau korbankan nyawa
Oh Riyanto
Kau martir sejati
Semangat juangmu tak pernah mati
Jiwamu kekal tetap abadi
Di sini, di hati kami
Doa terbaik tertuju padamu
(Shalawat badar dengan alunan musik Malam Kudus)
Setelah menyanyikan lagu Riyanto, Marjinal kembali mempersembahkan satu lagu lagi berjudul Banser. Ia juga berharap agar di usia yang ke-87 ini, kader-kader Ansor dapat terus sadar dan ingat terhadap awal kebangkitan dan kelahirannya.
“(Yaitu) tetap pada marwahnya membela kaum yang lemah tak berdaya dan bisa menjaga kemaslahatan bangsa yang lebih utama. (Karena) perjuangan (dan) jalan kemanusiaan adalah sebagian dari iman,” tegas Mike.
Berikut Lirik Lagu Berjudul Banser
Barisan Ansor Serbaguna
Satu nusa satu bangsa
Satu bahasa Indonesia
Terpatri kesadaran berbangsa
Mental santri jiwa Pancasila
Merah-putih selalu di hati
Perjuangan takkan pernah berhenti
Untuk berbakti padamu negeri
Bersama Nahdlatul Ulama
Rahmat ilahi yang turun di Nusantara
Kita rawat dan jaga bersama
Kemaslahatan bangsa
Perjuangan adalah kesadaran
Tugas mulia yang harus kita emban
Berjuang di jalan kemanusiaan adalah panggilan iman
Banser
Barisan Ansor Serbaguna
Bangkitlah semua wahai generasi muda masa depan bangsa
Kepalkan tangan jaga negeri bersama
Mari kita saling jaga
Saling bantu
Saling tolong-menolong
Belalah mereka yang lemah dan tak berdaya
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Syamsul Arifin