Nasional KESEHATAN

Hubungan Kematian Mendadak dengan Serangan Jantung

Selasa, 18 Februari 2020 | 10:45 WIB

Hubungan Kematian Mendadak dengan Serangan Jantung

Ilustrasi serangan jantung. (Foto: Shutterstock)

Jakarta, NU Online
Masyarakat sering dikagetkan dengan adanya kabar kematian mendadak dan menimpa usia muda. Terbaru, kematian mendadak dialami oleh artis Asyraf Sinclair. Asyraf yang baru berusia 41 tahun, dikabarkan meninggal mendadak karena serangan jantung, Selasa (18/2) hari ini. 

Benarkah kematian mendadak disebabkan karena serangan jantung?
Saskia Dyah Handari, dokter anggota PDNU Surabaya Jawa Timur mengatakan kematian mendadak di usia muda selain karena penyakit jantung koroner, perlu dipikirkan kemungkinan lain. 
 
"Gangguan irama adalah penyebab tersering, diakibatkan karena kelainan genetik yang membuat aliran listrik mengalami gangguan atau channelopathy. Sebagai contoh nama penyakitnya adalah Long QT syndrome dan Brugada Syndrome," kata Dokter Saskia.
 
Selain itu, kematian mendadak bisa disebabkan gangguan struktur dalam rongga jantung, semisal karena penyakit di otot jantung, terjadi penebalan yang berlebihan dikenal dengan nama hipertrofi kardiomiopati, atau kondisi bilik kanan mengalami gangguan fungsi disebut arrhytmogenic right ventricle dysplasia. 

"Keluhan berupa rasa berdebar hingga pingsan haruslah diwaspadai," ungkap dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ini. 

Akan tetapi, seseorang yang mempunyai faktor risiko seperti merokok, darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, dan ada keluarga yang menjalani prosedur pemasangan ring dan operasi bypass, tetap harus waspada terhadap penyakit jantung koroner. 

"Apalagi jika disertai keluhan nyeri dada sebelah kiri, rasa seperti ditindih benda berat, disertai keringat dingin, menjalar ke lengan kiri, punggung, rahang yang menyerupai sakit gigi, atau ke ulu hati yang mirip dengan penyakit maag," kata dokter di RS Siloam Surabaya.

Dokter yang juga sebagai konsultan ini mengatakan perubahan pola hidup menjadikan penderita penyakit jantung koroner semakin muda usia sudah terkena. Pola hidup seperti terbiasa mengkonsumsi junk food dan kurang olah raga, dimungkinkan sebagai pola hidup yang tidak sehat, karenanya sebisa mungkin harus dihindari.
 
Jika seseorang mengalami kondisi di atas, ujar Dokter Saskia, skrining awal berupa treadmill stress test dan USG jantung bisa menyingkirkan beberapa kemungkinan.
 
"Jika diperlukan akan dilanjutkan dengan CT Scan jantung, MRI jantung atau pemeriksaan lain yang lebih detail," papar lulusan Universitas Airlangga Surabaya.
 
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad