Kaleidoskop 2025: Rentetan Bencana Ekologis Melanda Indonesia, Ribuan Nyawa Melayang
NU Online · Senin, 29 Desember 2025 | 14:00 WIB
Banjir bandang yang lumpur dan gelondongan kayu merendam Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. (Foto: dok istimewa/Helmi Abu Bakar)
Ayu Lestari
Kontributor
Jakarta, NU Online
Akhir tahun 2025 menjadi masa penuh duka bagi Indonesia. Sejak November hingga penghujung Desember, rangkaian bencana alam melanda berbagai daerah, mulai dari tanah longsor, banjir bandang, hingga erupsi gunung berapi. Bencana tersebut terjadi hampir merata dari wilayah barat hingga timur Nusantara.
Selain merusak infrastruktur dan menimbulkan kerugian materi, bencana-bencana ini juga merenggut ribuan korban jiwa, memaksa ratusan ribu warga mengungsi, serta meninggalkan trauma psikologis bagi masyarakat terdampak.
Berikut rangkuman sejumlah bencana besar sepanjang 2025 yang menyita perhatian publik karena dampaknya yang luas.
Longsor Banjarnegara
Tanah longsor besar terjadi di Dusun Situkung, Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Ahad sore, 16 November 2025. Hujan deras selama lebih dari tiga jam membuat lereng Formasi Halang yang telah mengalami retakan sejak musim kemarau menjadi tidak stabil.
Awalnya, longsoran berupa debris slide yang kemudian berkembang menjadi debris flow dan meluncur sejauh sekitar satu kilometer, menghantam permukiman warga. Dalam waktu singkat, rumah-rumah tertimbun tanah dan batuan.
Bencana ini menyebabkan tiga orang meninggal dunia, satu orang luka-luka, dan sebelas warga dilaporkan hilang. Sebanyak 934 warga terpaksa mengungsi ke gedung pemerintah, tempat ibadah, dan rumah warga. Penanganan bencana melibatkan sedikitnya 521 relawan.
Kerusakan fisik tergolong parah, dengan 54 rumah rusak berat atau roboh serta 128 rumah rusak ringan. Total kerugian ditaksir mencapai Rp32,3 miliar, mencakup sektor perumahan, infrastruktur, ekonomi, dan sosial.
Banjir Bandang Brebes
Banjir bandang melanda Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, pada 8–10 November 2025. Luapan sungai menerjang Kecamatan Sirampog, Bumiayu, dan Bantarkawung, menimbulkan korban jiwa serta merusak fasilitas umum.
Sebanyak lima orang dilaporkan meninggal dunia, sebagian diduga terseret arus dan tersengat aliran listrik. Sejumlah warga lainnya terpaksa mengungsi ke rumah kerabat karena rumah mereka terendam banjir.
Sektor pendidikan turut terdampak. Empat sekolah dasar di Desa Kalierang, Kecamatan Bumiayu, SDN Kalierang 01 hingga 04, belum dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar karena ruang kelas dipenuhi lumpur dan genangan air.
Wilayah terdampak diketahui berada di kawasan perbukitan curam dengan ketinggian mencapai 1.000 meter di atas permukaan laut, sehingga memiliki risiko bencana yang tinggi.
Banjir Bandang dan Puting Beliung Terjang Cilacap
Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, mengalami banjir besar pada 14 Oktober 2025 yang berdampak pada 79.111 warga, dengan 491 orang di antaranya mengungsi. Bencana kembali terjadi pada 15 November 2025 berupa banjir bandang dan angin puting beliung.
Banjir bandang menggenangi Desa Pahonjean, Kecamatan Majenang, serta Desa Sidamulya, Kecamatan Wanareja. Sementara puting beliung menerjang Desa Madura, Kecamatan Wanareja. Secara keseluruhan, sebanyak 92 rumah dilaporkan terdampak, baik rusak maupun terendam air.
Banjir Kota Malang, Puluhan Titik Terendam
Banjir juga melanda Kota Malang, Jawa Timur, pada 4 Desember 2025. Sedikitnya 39 titik di tiga kecamatan, Blimbing, Sukun, dan Lowokwaru, terendam banjir. Kecamatan Blimbing menjadi wilayah terdampak terparah dengan 18 titik genangan.
Sejumlah warga sempat terjebak di dalam rumah dan dievakuasi oleh petugas gabungan. Satu unit sepeda motor dilaporkan hanyut terbawa arus di Jalan Letjen Sutoyo.
Selain permukiman, banjir juga menggenangi jalan utama, kawasan pertokoan, dan fasilitas umum. Kondisi ini menunjukkan tingginya kerentanan wilayah perkotaan terhadap banjir, terutama saat cuaca ekstrem.
Banjir Bandang Sumatra
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan jumlah korban meninggal dunia usai banjir dan longsor di Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Barat (Sumbar) dan Aceh bertambah menjadi 1.140 jiwa. Sementara itu, jumlah pengungsi sebanyak 399.172 orang.
Berikut data korban per 28 Desember 2025:
Aceh
- 513 orang meninggal dunia
- 31 orang hilang
- 377.853 pengungsi
Sumatera Utara
- 365 orang meninggal dunia
- 60 orang hilang
- 11.384 pengungsi
Sumatera Barat
- 262 orang meninggal dunia
- 72 orang hilang
- 9.935 pengungsi.
Umumnya banjir bandang terjadi akibat hujan yang sangat lebat dan ditambah longsoran tebing di sepanjang sungai menengah atau kecil. Namun bencana banjir bandang kali ini disertai kondisi hutan-hutan gundul dan pelebaran kawasan perkebunan sawit di beberapa wilayah ditengarai menjadi penyebab kenaikan run off sehingga terjadi banjir besar.
Selain bentang lahan yang juga rentan, kondisi saluran hidrolik menurutnya terjadi penyumbatan. Lalu faktor meteorologi yang ekstrem disertai adanya dampak pembalakan hutan yang menyebabkan adanya meningkatkan kapasitas run off atau limpasan air hujan di permukaan tanah.
Terpopuler
1
Kronologi Persoalan di PBNU (9): Tabayun Kiai Miftach, Tanggapan Gus Yahya, dan Pertemuan di Lirboyo
2
PBNU Adakan Silaturahmi Syuriyah-Tanfidziyah di Kediaman Rais Aam Hari Ini
3
PBNU Kembali Guyub, Sepakat Bersama Sampai Akhir Kepengurusan
4
Silaturahmi PBNU di Kediaman Rais Aam, Pengurus Mulai Berdatangan
5
Pesan Terakhir KHR Asnawi Kudus untuk Pengurus dan Warga NU: Jangan Merasa Pintar Sendiri!
6
Sebulan Banjir Sumatra: Korban Meninggal Tembus 1.137 Jiwa, 457 Ribu Warga Mengungsi
Terkini
Lihat Semua