Ketua DPR Tegaskan Anggota Dewan Tak Boleh Alergi terhadap Kritik Rakyat
NU Online · Jumat, 3 Oktober 2025 | 08:00 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani saat memberikan keterangan kepada awak media, pada Kamis (2/10/2025). (Foto: NU Online/Fathur)
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa anggota dewan tidak boleh alergi terhadap kritik rakyat. Baik kritik yang disampaikan dengan bahasa halus maupun nada keras, semuanya harus diterima sebagai masukan penting dan dijawab dengan kerja nyata, bukan sekadar retorika.
Hal tersebut disampaikan Puan dalam Rapat Paripurna Khusus Laporan Kinerja DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/10/2025).
“Kritik rakyat bisa datang dengan berbagai cara, halus, keras, bahkan kasar. Kritik rakyat kepada DPR RI bisa disampaikan melalui berbagai bentuk seperti demonstrasi di depan Gedung DPR RI, demonstrasi di pelosok daerah, ataupun melalui berbagai postingan di platform-platform media sosial,” ujarnya.
Menurutnya, suara rakyat yang datang melalui kritik harus diterima dengan lapang dada. DPR tidak boleh menutup diri, melainkan menjadikannya sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki kinerja.
“DPR RI harus menjawabnya dengan kerja nyata. Kita harus selalu mawas diri. DPR RI harus berani mendengar, berani dikritik, dan berkomitmen tinggi untuk meningkatkan dedikasinya, sehingga harapan dan keyakinan rakyat tetap tumbuh dan mengakar,” tegasnya.
Puan menambahkan, sejarah tidak akan mencatat berapa banyak undang-undang yang disahkan atau seberapa besar anggaran yang dikelola DPR. Hal yang akan diingat adalah sejauh mana keputusan dewan benar-benar membawa manfaat nyata bagi rakyat.
“Sejarah tidak akan mencatat hanya pada berapa banyak undang-undang yang kita sahkan, atau seberapa besar anggaran yang kita kelola, melainkan: apakah setiap keputusan DPR RI benar-benar membawa manfaat nyata bagi rakyat, apakah hidup rakyat lebih mudah dan nyaman,” katanya.
Ia mengingatkan seluruh anggota parlemen agar selalu menempatkan diri sebagai bagian dari rakyat yang mengemban amanah, bukan sekadar menempati posisi istimewa.
“Kita semua yang duduk di ruangan ini adalah wakil rakyat yang menjadi bagian dari rakyat itu sendiri. Kita lahir dari rakyat, kita hadir untuk rakyat, dan harus kembali ke rakyat,” ucapnya.
Puan menekankan pentingnya mendahulukan kepentingan rakyat dibanding kepentingan pribadi atau golongan.
“Sudah selayaknya sebagai wakil rakyat, kita yang harus lebih sibuk membicarakan rakyat, bukan rakyat yang sibuk membicarakan kita, apalagi kalau kita sibuk membicarakan diri kita sendiri,” pesannya.
Puan juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia apabila kinerja DPR selama satu tahun terakhir belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat.
“Dengan penuh kerendahan hati, atas nama seluruh Anggota dan Pimpinan DPR RI, kami meminta maaf kepada rakyat Indonesia apabila belum sepenuhnya dapat menjalankan tugas kami sebagai wakil rakyat secara sempurna,” ucapnya.
Ia menegaskan, kritik dan dukungan publik akan dijadikan dorongan bagi DPR untuk terus berbenah dan melakukan transformasi.
“Kami akan menjadikan setiap kritik dan masukan sebagai pendorong bagi kami menyempurnakan diri dan bertransformasi lebih baik dalam memenuhi amanat rakyat,” imbuhnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
2
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
Terkini
Lihat Semua