Ketua PBNU Ajak Generasi Muda Pahami Ajaran Islam Aswaja yang Diwariskan Ulama
Rabu, 30 Oktober 2024 | 19:30 WIB
Ketua PBNU Gus Ulil Abshar Abdalla di Kantor PCNU Kota Bekasi, Gedung NU Center El-Said, Rawalumbu, Selasa (29/10/2024). (Foto: NU Online/Aru)
Suci Amaliyah
Kontributor
Bekasi, NU Online
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengajak generasi muda untuk memahami ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) yang telah diwariskan oleh para ulama terdahulu.
Gus Ulil menegaskan bahwa Islam yang berkembang di Indonesia beserta seluruh tata cara ibadahnya merupakan hasil kontribusi dari ulama Aswaja yang telah membangun dan melestarikan tradisi keislaman di Nusantara.
Misalnya praktik doa qunut, tahlilan, dan puji-pujian. Semua praktik itu adalah bagian dari ajaran Aswaja yang telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi masyarakat Islam di Indonesia, termasuk di Bekasi.
“Mungkin banyak orang Islam khusunya generasi Z di Bekasi yang tidak sadar bahwa dirinya menganut Islam Aswaja. Karena belajar Islam oleh orang tuanya tidak dinamai Aswaja, ya pokoknya Islam saja,” kata Gus Ulil saat menghadiri acara pameran akbar karya Ulama Nusantara yang diselenggarakan PCNU Kota Bekasi di Gedung NU Centre El-Said, Rawalumbu, pada Selasa (29/10/2024).
Lebih lanjut, Gus Ulil mengungkapkan bahwa praktik Aswaja ini telah berkembang di Nusantara sejak abad ke-7, saat Islam masuk ke Indonesia melalui jalur laut dengan Aceh sebagai gerbang utama.
“Ketika Islam masuk ke Indonesia, masuk melalui laut karena kita negara lautan. Gerbangnya adalah Aceh. Karena itu, Aceh adalah wilayah yang paling pertama diislamkan,” kata Gus Ulil.
Ia juga menekankan bahwa pemahaman tentang mazhab dan sejarah keislaman sangat penting untuk generasi sekarang, yang cenderung hanya melihat Islam tanpa memahami sejarah dan tradisinya.
“Generasi saat ini tidak paham sejarah, tahunya yang yang penting Islam saja. 'Apa itu Aswaja? Apa itu mazhab? Saya nggak mau, pokoknya saya Islam saja'. Orang yang berpikir seperti itu, bodoh tidak ngerti sejarah atau dia mengingkari sejarah,” tuturnya.
Menurut Gus Ulil bahwa pada kenyataannya, praktik Islam di Indonesia selama ini adalah hasil ajaran para ulama Aswaja yang diwariskan secara turun-temurun dari guru-guru dan orang tua.
“Faktanya, Islam yang masuk ke Indonesia adalah Islam Aswaja. Kenal shalat, puasa, tata cara beribadah, itu bukan oleh siapa-siapa. Tapi oleh ulama Aswaja. Tidak boleh mengingkari sejarah, kalau mengingkari sejarah adalah perbuatan tidak terpuji,” ungkapnya.
“Mengingkari sejarah ibarat punya rumah lalu ada orang yang datang mengakui rumah itu. Karena sejarah itu ada pemiliknya. Islam saja, itu adalah Islam yang dirumuskan oleh ulama Aswaja. Ini Ulama, yang membangun peradaban Islam Aswaja,” tandasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua