Lombok Tengah, NU Online
Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Agus Mulyono Herlambang menyebutkan bahwa hadirnya organisasi PMII di Indonesia ini bukan hanya organisasi yang main-main, namun kehadiran PMII di republik ini guna menangkal paham-paham radikalisme.
"PMII adalah organisasi kaderisasi yang hadir dan dibutuhkan untuk menangkal radikalisme dan harus melaksanakan kegiatan kaderisasi seperti PKL dan sebagainya," terangnya.
Hal itu disampaikan Agus saat menghadiri Pelatihan Kader Lanjut (PKL) angkatan-III Se-Bali Nusra yang dihelat Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Bali-Nusa Tenggara (PKC PMII Bali-Nusra) di Pendopo Wakil Bupati Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (04/12) sore.
Dikatakan, Presiden Joko Widodo saat ini membutuhkan Kader PMII sebagai teman diskusinya untuk mengurus negara. Oleh karena itu, PMII harus mampu melahirkan kader yang militan.
Ketua PKC PMII Bali-Nusra Aziz Muslim mengatakan, PKC PMII Bali-Nusra siap menumbuhkembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bingkai kaderisasi untuk wilayah Bali-Nusra agar kader-kader PMII mampu bersaing secara kualitas maupun kuantitas dengan OKP lain.
"Di pelatihan kader lanjut (PKL) Ke-III ini pengkajian materi harus betul-betul matang supaya hakikat dari PKL ini tidak di anggap seremonial belaka," tambah pria yang akrab disapa Bagong itu.
Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) NTB Brigjen Tajudin MH dalam sambutannya mengatakan, PMII saat ini harus berkolaborasi dengan pemerintahan untuk meningkatkan SDM di Indonesia saat ini.
"Memang benar kita lihat sejauh ini kontribusi PMII untuk bangsa ini sangat banyak dan patut diapresiasi sebagai organisasi kepemudaan terbesar nasional di Indonesia," ujarnya.
Dikatakan, Kepolisian mengapresiasi kinerja PMII hingga saat ini karena mampu memberikan pendidikan yang sifatnya kebangsaan dan keagamaan. Hingga landasan dalam ber-PMII tidak hilang keislamannya.
Tajudin menambahkan, saat ini yang paling utama adalah penguasaan teknologi dan bahasa. "Ketika kita sudah mampu menguasai hal tersebut maka kita yang akan dicari sama pekerjaan," tutupnya.
Kontributor: Hadi
Editor: Abdul Muiz