KH Miftachul Akhyar: Hakikat Manusia Tidak Memiliki Apa-Apa
Ahad, 26 Maret 2023 | 21:30 WIB
Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat memberikan pengarahan pada Rapat Gabungan Syuriyah dan Tanfidziyah di Unusia Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/3/2022). (Foto: NU Online/Syakir NF).
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menjelaskan bahwa manusia harus tahu hakikat posisinya sebagai makhluk, yaitu tidak memiliki apa-apa.
"Hakikatnya kita sebagai sebagai makhluk nggak punya apa-apa. Pokoknya nggak punya apa-apa. Kepintaran, kecerdasan yang kita miliki itu hanya titipan Allah saja. Bukan milik kita, hanya titipan. Makanya ada yang gagal, ada yang berhasil. Karena bukan milik kita, bukan kekuatan kita," ujarnya pada tayangan Ngaji Syarah Al-Hikam pertemuan ketujuh di kanal YouTube Multimedia KH Miftachul Akhyar diakses oleh NU Online, Ahad (26/3/2023).
Kiai Miftach menegaskan bahwa Allah menitipkan kecerdasan, kepintaran karena memang manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil ardhi yaitu sebagai pemakmur bumi, dan mengatur bumi. Maka dari itu dengan diberikannya amanah besar tersebut jangan sampai manusia lupa kepada pemilik kekuatan semuanya yaitu Allah swt.
"Kebanyakan manusia kalau sudah merasa dirinya hebat, lupa kalau dirinya sebetulnya nggak punya apa-apa, nggak memiliki apa-apa. Allah menciptakan kekuatan, kepintaran, kecerdasan pada kita itu untuk menggarap sesuatu itu tadi. Ini sebetulnya yang penting, posisi kita ini sebagai makhluk. Posisi kita ini La Haula Wala Quwwata Illa billahil Aliyyil Adhim," imbuhnya.
Lebih lanjut Kiai Miftach menjelaskan bahwa hakikat tersebut harus selalu diingat. Ia menerangkan bahwa Islam datang membawa dua pelajaran penting, yaitu ilmu hakikat, dan ilmu syariat. Keduanya sama-sama penting, tidak boleh sampai lepas salah satunya.
"Hakikat itu kita tahu seperti rumah bangunan. Ini yang kan penting pandemennya (pondasinya). Tanpa pandemen nggak bisa seperti ini. Hakekatnya, pandemen itu tadi. Tetapi pandemen kan tertutup. Sampai orang jual rumah pun tidak akan ditunjukkan ini pandemennya loh, betul-betul rumah ada pandemennya nggak. Tetapi cukup yang berdiri saja kan, lihat harganya sekian. Ya melihat dhohir. Tetapi yang penting itu pandemen sebetulnya, sama dengan hakikat, dan syariat itu tadi," ujarnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya tersebut mengungkapkan bahwa manusia sebagai khalifatullah fil ardhi, diciptakan sebagai pemakmur bumi itu memiliki himmah (cita-cita) yang besar. Namun, cita-cita yang besar itu pada akhirnya diserahkan kepada Allah.
"Nah itu kan mengakui bahwa dirinya sendiri tidak punya kekuatan. Mestinya apapun hasilnya serahkan kepada Allah. Itu sebetulnya pada akhirnya kita mengakui bahwa diri kita nggak punya apa-apa," pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua