KH Said Aqil Husin Al Munawar Jelaskan Ulama adalah yang Terus Belajar
Rabu, 2 September 2020 | 13:15 WIB
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Dosen UIN Syarif Hidayatullah KH Said Aqil Husin Al Munawar mengatakan bahwa seorang ulama yang sebenarnya adalah ulama yang tidak merasa cukup ilmunya. Ulama yang baik adalah ulama yang mau terus belajar dan ingin tahu.
"Ulama yang bukan hanya sekedar ngomong saja, tapi dia mengerti apa yang diomongkan," katanya mantan Menteri Agama RI ini saat peluncuran Majelis Mudzakarah Masjid Istiqlal, Rabu (2/9).
Jadi jika ditanya siapa yang paling membutuhkan ilmu, maka jawabannya adalah ulama. Ciri seorang ulama adalah orang yang tidak pernah merasa selesai dalam menuntut ilmu pengetahuan.
"Kamu masih menyandang predikat alim, selama kamu terus belajar. Tapi kalau kamu sudah merasa cukup, tidak belajar lagi, cukup dengan ilmu yang dimiliki saja, tidak dikembangkan dengan perkembangan yang ada, maka kamu sudah menanggalkan predikatmu sebagai seorang alim menjadi seorang yang jahil (bodoh)," katanya mengisahkan pesan seorang ulama kepada muridnya.
Seorang ulama juga harus belajar berbagai disiplin ilmu sebagai modal untuk lebih mendalami sumber agama yakni Al-Qur’an. Menurutnya, tidak semua orang bisa memahami Al-Qur’an sebagai sumber utama Agama Islam kecuali dengan ilmu pengetahuan. Dalam memahaminya pun tidak hanya melalui satu ilmu saja melainkan berbagai macam disiplin ilmu dibutuhkan karena Al-Qur’an sendiri memiliki berjuta ilmu.
"Maka kita belajar Al-Qur’an itu disebut sebagai belajar ulumul qur’an. Bukan belajar ilmu Al-Qur’an," katanya pada acara bertema Meneguhkan Kontribusi Ulama Untuk Bangsa: Dimensi Keagamaan, Sosial Ekonomi dan Budaya ini.
Ia menambahkan, Al-Qur’an memiliki banyak sekali kandungan ilmu di dalamnya. Menggambarkan betapa luasnya Al-Qur’an, jika satu disiplin ilmu Al-Qur’an saja ditekuni sepanjang umur manusia, maka menurut para ulama dipastikan orang tersebut tidak akan selesai mempelajarinya sampai meninggal dunia.
Al-Qur’an sendiri, lanjutnya bersifat global atau tidak rinci. Otoritas dalam menjelaskan Al-Qur’an, Allah berikan kepada Nabi Muhammad SAW. Ini ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 44 yang artinya "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur’an, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan."
"Inilah yang disebut dengan hadits-hadits nabi, sunnah nabawiyah. Kalau Al-Qur’an luas, hadits nabi juga luas karena keduanya adalah wahyu," tegasnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua