Konferensi Internasional Humanitarian Islam, Upaya PBNU Hadapi Tantangan dan Konflik Global
Senin, 23 Desember 2024 | 08:00 WIB
Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan sambutan dalam puncak Konferensi Internasional Humanitarian Islam di UI Depok, Selasa (5/11/2024). (Foto: NU Online/Suwitno)
Afrilia Tristara
Kontributor
Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar agenda internasional tahunan bertajuk "Humanitarian Islam" mulai paruh kedua tahun 2024. Puncaknya, konferensi dibuka di Universitas Indonesia, Depok pada Selasa 5 November 2024 dan dilanjutkan dengan diskusi bersama sejumlah akademisi dalam dan luar negeri serta perwakilan PBNU.
Para akademisi yang hadir merupakan peneliti yang berasal dari Amerika, Eropa, Asia, Australia, dan Afrika. Mereka bertukar gagasan dalam hal peran agama untuk perdamaian dunia dan solusi dari sejumlah polemik global yang tengah terjadi.
Humanitarian Islam (Al Islam lil Insaaniyah) merupakan terma yang digunakan dalam diskusi yang berfokus pada upaya-upaya mewujudkan perdamaian dengan mengedepankan konsep setiap agama memiliki ajaran yang sama dalam hal kemanusiaan. Indonesia, dengan keberagaman agamanya, menjadi contoh nyata perdamaian dapat terwujud dengan sikap saling menghargai dan persatuan dalam perbedaan.
Konferensi dibuka oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, mewakili Presiden Prabowo Subianto. Konferensi ini merupakan hasil kerja sama PBNU, Universitas Indonesia (UI), Centre for Shared Civilizational Values (CSCV), dan Abdurrahman Wahid Centre for Peace and Humanity (AWCPH).
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyatakan bahwa pengalaman Indonesia dalam mengelola keragaman perlu menginspirasi komunitas internasional. "Humanitarian Islam merupakan wacana yang menemukan alurnya dari pengalaman Indonesia dalam menemukan jalan keluar dari berbagai perbedaan," ujarnya pada pembukaan konferensi kala itu.
Rangkaian Kegiatan Humanitarian Islam
Seminar Nasional Humanitarian Islam di Universitas Sebelas Maret (UNS)
Seminar ini merupakan diskusi perdana dalam rangkaian Konferensi Internasional Humanitarian Islam yang diselenggarakan di UNS, Surakarta, Jawa Tengah pada Rabu (11/9/2024). Seminar di UNS tersebut terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama menghadirkan tiga narasumber, yakni (1) Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Noorhaidi Hasan; (2) Dosen Fakultas Teknik UNS Prof Dody Ariawan; serta (3) Budayawan, Kepala Makara Art Centre UI dan Ketua Forum Kebangsaan UI Ngatawi al-Zastrouw. Sesi ini dipandu Prof Ahmad Syafiq, Guru Besar Universitas Indonesia.
Sementara pada sesi kedua, ada tiga narasumber yang menyampaikan materi, yakni (1) Dosen UNS dan Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah Ibrahim Fatwa Wijaya; (2) Dosen FISIP UGM dan Wasekjen PBNU M Najib Azca; dan (3) Dekan Fakultas Islam Nusantara, Universitas Nahdlatul Ulama (Unusia) Jakarta Ahmad Suaedy. Sesi ini dipandu Dewanti Cahyaningsih, kandidat doktor Universitas Limoges Perancis.
Dalam diskusi dibahas strategi jangka panjang PBNU meliputi perkembangan rumusan pemikiran mengenai realitas saat ini, soal latar belakangnya, hingga tantangan masa depan yang akan dihadapi. Hal ini dirumuskan dalam berbagai dokumen yang sudah disepakati dalam forum-forum internasional yang digelar NU.
Halaqoh Humanitarian Islam di Jakarta
Halaqah Humanitarian Islam untuk Kemanusiaan diselenggarakan di Jakarta, pada Ahad (22/9/2024). Halaqah dihadiri oleh para kiai dari unsur tanfidziyah dan syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Pada halaqah ini, Gus Yahya menyampaikan bahwa Humanitarian Islam (Al-Islam lil Insaniyah) merupakan strategi jangka panjang yang telah dijalankan PBNU sejak tahun 2013.
“Al-Islam lil Insaniyah sebagai brand, sebagai merek, sebetulnya adalah satu set strategi jangka panjang yang sudah dikerjakan sekurang-kurangnya sejak 2013, ketika dimulai kampanye tentang Islam Nusantara,” ujar Gus Yahya.
Strategi ini dibangun sebagai tanggapan terhadap gejolak internasional menyangkut konflik di berbagai titik panas di seluruh dunia, khususnya di Timur Tengah, yang kemudian juga diwarnai dengan gerakan-gerakan yang disebut sebagai gerakan radikal, gerakan ekstremis, gerakan teroris, yang membawa-bawa label Islam.
Seminar Pendahuluan Konferensi Internasional Humanitarian Islam di Universitas Sumatera Utara
Seminar Pendahuluan Humanitarian Islam dan Tantangan Global digelar di Universitas Sumatera Utara (USU), Medan pada Senin (14/10/2024). Seminar ini dihadiri oleh Rais Syuriyah PWNU Sumut KH Bahauddin Nasution, Rektor USU Prof. Dr. Muryanto Amin, Dirjen Diktiristek Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris, para akademisi, pengurus badan otonom NU wilayah Sumatera Utara.
Pada seminar pendahuluan ini, Ketua PBNU KH. Ulil Abshar Abdalla hadir sebagai pembicara kunci. Sesi pertama seminar membahas topik Humanitarian Islam dan Perdamaian Dunia dipandu oleh Dr. phil. Zacky Khairul Umam (AWCPH UI). Sebanyak tiga orang narasumber menyampaikan materi pada sesi pertama ini; (1) Dr. Ngatawi Al-Zastrouw, S.Ag., M.Si., (Kepala Makara Art Centre UI), (2) Dr. Abdul Gani, M.A. (Dosen dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Sumatera Utara, Medan), (3) Ibrahim Kholilul Rohman, S.E., M.Si., Ph.D. (Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia).
Sesi kedua seminar membahas topik Humanitarian Islam dan Kebudayaan dengan dipandu oleh Prof. Dr. T. Thyrhaya Zein, M.A. (Dekan FIB USU). Narasumber pada sesi ini, antara lain; (1) Dr. Harmona Daulay, M.Si.(Dosen Sosiologi Universitas Sumatera Utara, Medan), (2) Prof. Ir. Ahmad Syafiq, M.Sc., Ph.D. (Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia & AWCPH UI), (3) Dr. Ahmad Suaedy (Dekan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta).
Sosialisasi Konferensi Internasional Humanitarian Islam dan Tantangan Global di Bogor
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menggelar sosialisasi sebagai bagian dari rangkaian Konferensi Internasional Humanitarian Islam dan Tantangan Global di Hotel Permata, Bogor, Jawa Barat, Kamis (24/10/2024) bekerja sama dengan Dirjen Bimas Islam Kemenag RI.
Agenda ini dihadiri oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, Pengurus PCNU Bogor, PC Muslimat NU Bogor, GP Ansor Bogor, beserta sejumlah akademisi lainnya.
Dalam sosialisasi ini, hadir Ketua PBNU KH Ahmad Suaedy dan Wasekjen PBNU Ahmad Ginanjar Sya’ban memaparkan penjelasan terkait Konferensi Internasional Humanitarian Islam dan menyosialisasikannya sebagai upaya perluasan narasi Humanitarian Islam.
Hasil Konferensi Internasional Humanitarian Islam
Hasil dari konferensi ini akan berbentuk sebuah buku yang diterbitkan di Amerika Serikat. Dengan penerbitan buku ini, diharapkan narasi Humanitarian Islam dapat berkembang di kalangan masyarakat dunia dan menjadi solusi dari konflik global yang kini tengah terjadi.
Terpopuler
1
LTM PBNU Adakan Program Terima Kasih Marbot, Daftarkan Marbot Masjid Anda, Ini Link Pendaftarannya
2
Duduk Perkara Persoalan JATMAN: Munculnya PATMAN hingga Ikhtiar PBNU Mencari Solusi
3
KH Achmad Chalwani dan KH Ali Masykur Musa Pimpin JATMAN 2024-2029
4
Kongres Ke-13 JATMAN Tetapkan 9 Anggota AHWA untuk Pilih Rais dan Mudir 'Ali
5
Kongres Ke-13 JATMAN Putuskan Perubahan Sejumlah Istilah
6
Syekh Fadhil Al-Jailani Hadiri Kongres Ke-13 JATMAN di Boyolali
Terkini
Lihat Semua