Lakpesdam NU Ajak Masyarakat Jaga Kiai dan Pengasuh Pesantren dari Covid-19
Senin, 7 Desember 2020 | 09:30 WIB
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PBNU Rumadi Ahmad. (Foto: NU Online)
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Rumadi Ahmad merasa sangat sedih dan terpukul atas wafatnya ratusan para kiai dan nyai, selama masa Covid-19 ini. Ia mengaku mengikuti secara daring acara Doa untuk Keselamatan Bangsa yang diadakan Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) PBNU.
Dalam acara yang juga dilangsungkan melalui Kanal Youtube 164 Channel itu, Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin menyampaikan sambutan yang sangat menyentuh hati. Di momen itu, Rumadi mengungkapkan bahwa dirinya tak bisa menahan meneteskan air.
“Ketua RMI PBNU memberi sambutan dan menyebutkan ratusan Kiai NU dan pengasuh pesantren di berbagai daerah seluruh Indonesia banyak yang meninggal selama masa Covid-19. Ada yang memang terkena Covid-19 dan ada juga yang tidak,” kata Rumadi melalui akun facebook pribadinya, pada Senin (7/12).
Menurut Rumadi, RMI PBNU memang rajin mencatat sekaligus memberi bantuan kepada pesantren yang kiai dan santrinya terkena covid-19. Selain itu, RMI PBNU juga selalu mencatat perkembangan setiap ada kiai NU atau pengasuh pesantren yang meninggal dunia.
Berdasarkan data yang diungkapkan Rumadi menunjukkan bahwa hingga 15 November 2020, terdapat 148 kiai dan pengasuh pesantren yang wafat. Angka itu pun, menurut Rumadi sudah pasti bertambah. Terlebih pada awal Desember lalu, dalam satu hari ada empat kiai yang wafat.
“Termasuk Pengasuh Pondok Pesantren Langitan, Tuban KH Qahwatul Adib Munawar. Saya tahu, Gus Rozin menahan air mata sambil mohon kepada para kiai agar betul-betul menjaga kesehatan,” ungkapnya.
Pada kesempatan acara Doa untuk keselamatan itu, Gus Rozin sembari menahan tangis meminta dengan kerendahan kepada para kiai dan pengasuh pesantren untuk benar-benar menerapkan protokol kesehatan.
“Kalau mencetak insinyur, dokter, dan profesi-profesi lainnya bisa dilakukan dengan cepat. Tapi mencetak kiai dan orang-orang yang bisa menjadi panutan dalam beragama, bukan hal yang mudah,” kata Gus Rozin, ditulis Rumadi.
Hingga kini, lanjutnya, acapkali membuka grup whatsapp dan ada kabar duka yang menginformasikan kiai wafat, Rumadi mengaku langsung lemas seketika. Tak lupa pula, ia segera membacakan surat Al-Fatihah untuk para kiai yang diinformasikan wafat tersebut.
“Tapi rasanya itu tidak cukup. Ajakan Gus Rozin penting sekali untuk kita dengarkan. Mari kita jaga kiai dan pesantren masing-masing agar terhindar dari pagebluk. Jangan pernah meremehkan,” ujarnya.
“Mari kita doakan seluruh kiai dan pengasuh pesantren yang kapundut (wafat) di masa Covid-19 ini, lahumul fatihah,” pungkasnya.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua