Nasional

LTM PBNU Kembangkan Konsep Masjid Berdaya untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat lewat UMKM

NU Online  ·  Selasa, 7 Oktober 2025 | 19:00 WIB

LTM PBNU Kembangkan Konsep Masjid Berdaya untuk Pemberdayaan Ekonomi Umat lewat UMKM

Acara Talkshow Madada, Masjid Berdaya Berdampak di Auditorium Gedung Kemenag, Jl MH Thamrin, Jakarta, Selasa (7/10/2025). (Foto: NU Online/Jannah)

Jakarta, NU Online

Masjid kini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi umat. Melalui program Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), sejumlah masjid di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) mulai menunjukkan peran aktif dalam meningkatkan kesejahteraan jamaah.


Ketua Lembaga Takmir Masjid Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LTM PBNU) H Mokhamad Mahdum menyampaikan bahwa konsep Masjid Berdaya dan Berdampak kini mulai dikembangkan dengan mendorong setiap masjid NU membentuk usaha bagi jamaah di sekitar lingkungan masjid. Bentuknya beragam, mulai dari warung kecil, kedai kopi, hingga kios yang dikelola jamaah dengan dukungan pendanaan dari Lembaga Amil Zakat (LAZ).


“Kami mengedukasi masjid-masjid (lingkungan) NU untuk membuat usaha bagi jamaahnya,” ujar Mahdum dalam acara Talkshow Madada: Masjid Berdaya dan Berdampak di Auditorium Gedung Kemenag, Jl MH Thamrin No 6, Jakarta, pada Selasa (7/10/2025).


“Kami juga berkoordinasi dengan LAZ untuk membantu pendanaan pemberdayaan jamaah masjid ini. Biasanya masjid memiliki lahan, dari situ jamaah bisa berjualan yang pendanaannya dari LAZ,” tambahnya.


Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sejak 2018, LTM PBNU telah memberikan edukasi kepada para takmir masjid agar mampu mengelola zakat, infak, dan sedekah (ZIS) secara profesional dan sesuai dengan ketentuan syariah.


“Ternyata ada masjid yang zakat, infak, dan sedekahnya belum memiliki persyaratan yang lengkap. Maka kami berupaya memberikan edukasi tentang tata kelola itu sejak tahun 2018,” ujarnya.


Selain mengelola dana umat, LTM PBNU juga memanfaatkannya untuk program sosial dan pendidikan. Salah satunya melalui pemberian beasiswa bagi anak-anak marbot agar dapat melanjutkan pendidikan.


“Kalau dana infak dikelola dengan benar, manfaatnya bisa dirasakan banyak pihak. Kami bahkan memberikan beasiswa kepada anak-anak marbot dari dana infak tersebut,” ujar Mahdum.


LTM PBNU juga aktif mendata para marbot di seluruh Indonesia. Bahkan, lembaga ini memberikan penghargaan kepada marbot yang berprestasi dan berdedikasi, salah satunya berupa hadiah umrah bagi marbot yang telah mengabdi selama 50 tahun.


Selain itu, berkat kerja sama Kementerian Agama (Kemenag) dengan BPJS Kesehatan, kini banyak marbot yang telah terdaftar sebagai peserta BPJS. Dengan demikian, mereka mendapatkan perlindungan kesehatan yang lebih baik.


“Kalau marbot atau dai sakit, mereka sudah bisa berobat menggunakan BPJS. Ini bagian dari komitmen kami menjadikan masjid benar-benar berdampak bagi umat,” ucap Kiai Mahdum.


Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Masjid Raya Bintaro Jaya (MRBJ) Tangerang Selatan Prastowo M Wibowo menuturkan bahwa pemberdayaan ekonomi jamaah melalui UMKM juga diterapkan di masjidnya.


“Di masjid kami banyak jamaah dan wilayah sekitar yang luas. Kami mencoba memberdayakan masyarakat sekitar dengan membina banyak UMKM masjid,” ujarnya.


MRBJ bahkan telah menyalurkan seribu gerobak usaha kepada jamaah yang memulai bisnis kecil. Program tersebut sepenuhnya dibiayai dari sedekah jamaah yang berniat membantu pemberdayaan ekonomi umat.


“Tujuan kami sejalan dengan konsep Masjid Berdaya dan Berdampak, memberdayakan jamaah dan memberikan dampak nyata, terutama dalam sektor ekonomi,” ujar Prastowo.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang