Masuki Gelombang Kedua Covid-19, Masyarakat Tak Boleh Egois
Senin, 7 Desember 2020 | 10:00 WIB

Cukuplah para korban yang meninggal dunia menjadi pelajaran bagi kita untuk menyadari bahwa Covid-19 semakin meningkat dan mendeka.
Muhammad Faizin
Kontributor
Pringsewu, NU Online
Ketua Gugus Tugas NU Peduli Covid-19 Kabupaten Pringsewu, Lampung H Agil Marsudi mengingatkan bahwa saat ini masyarakat di Indonesia diprediksi sedang memasuki gelombang kedua penyebaran virus Corona. Ini bisa dilihat dari kondisi semakin meningkatnya kasus positif Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.
Kondisi ini bukannya disikapi dengan semakin ketatnya penegakan protokol kesehatan oleh masyarakat, namun sikap egois dan abai semakin nampak di berbagai tempat dan kesempatan. Padahal mengaca pada perkembangan Covid-19 di berbagai negara, gelombang kedua Covid menjadi saat-saat puncak penyebaran wabah ini.
"Kini hampir setiap saat saya menjumpai masyarakat yang abai protokol kesehatan. Mulai dari abai inilah penyebaran Covid dimulai," kata Komandan Marsudi, sapaan akrabnya, Senin (7/12).
Sikap abai ini yang semakin menjadikan penyebaran Covid-19 semakin merajalela ini di antaranya terlihat dari perilaku masyarakat seperti tidak pernah menggunakan masker, bepergian keluar kota dengan tujuan zona orange kuning dan merah.
Termasuk juga menurutnya rawan terjadi penyebaran pada saat menghadiri hajatan, berjabat tangan, dan menghadiri acara di mana terjadi kerumunan masa.
Ia pun menyayangkan pola pikir masyarakat yang saat ini mengedepankan sikap egois, tidak peduli, dan melihat aneh ketika ada orang yang menerapkan protokol kesehatan. Cukuplah para korban yang meninggal dunia menjadi pelajaran bagi kita untuk menyadari bahwa Covid-19 semakin meningkat dan mendekat kepada kita.
"Mohon kita patuhi aturan, jika kita tidak mau patuh atau masih tidak percaya adanya Covid-19, ijinkan kami untuk percaya dan menjaga kuat diri kami dan semua. Tolong jangan membenci saat orang lain disiplin pakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Disiplin dalam berprotokol kesehatan adalah sebuah kearifan dalam bersikap. Bukan karena jijik atau takut tertular, tapi menjaga agar tidak menulari," ungkapnya.
Menyikapi egoisme yang muncul di masyarakat ini, Komandan Marsudi pun berharap masyarakat untuk tidak mencerca saat orang lain sering cuci tangan atau sering memakai hand sanitizer dan menolak salaman. Itu adalah cara mereka menjaga kesehatan untuk diri mereka dan juga orang.
"Jangan tuduh seseorang memutus tali silaturahmi, saat orang menjauhi kerumunan, pertemuan dan berkunjung. Justru orang-orang inilah yang sedang menjaga silaturahim tetap ada dan lengkap dengan semua personil tanpa ada seorang pun yang harus berpulang," pintanya.
Ia pun mengajak masyarakat untuk tidak nyinyir saat tenaga medis dan keluarganya menjaga erat aturan. “Itu semua karena mereka selalu mendampingi duka dan derita pasien positif Covid-19 serta mereka sudah kehilangan sekian banyak sejawatnya,” ungkapnya.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
3
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Amalan Persiapan kangge Mapag Wulan Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Optimisme Adalah Kunci Kesuksesan
6
Hukum Trading Crypto dalam Islam: Apakah Crypto Menguntungkan atau Berisiko?
Terkini
Lihat Semua