Mengapa Pemikiran Gus Dur Tetap Relevan Sepanjang Masa?
Senin, 7 September 2020 | 22:30 WIB
Mochamad Ronji
Kontributor
Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah tokoh Indonesia yang pemikirannya tetap relevan dan senantiasa dikenang sepanjang masa. Konsistensi perjuangan dan keberanian Presiden ke-4 Indonesia ini dalam menegakkan kebenaran menjadi salah satu faktor pemikirannya selalu menginspirasi seluruh masyarakat.
Kesejukan dalam mengurai berbagai masalah yang ada juga selalu dicontoh sebagai landasan berperilaku masyarakat. Tidak mudah dan membutuhkan pengorbanan saat Gus Dur harus menyelesaikan masalah yang selalu muncul dari masa ke masa. Penentu kesuksesannya adalah dengan landasan yang bersih dan benar.
Hal ini diungkapkan Penggerak Utama Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawwarah Wahid (Alissa Wahid) dalam Webinar Refleksi Pemikiran Warisan Gus Dur Bersama Lintas Agama, Senin (7/9) sore.
"Menentang ketidakadilan, menentang diskriminasi, dan menentang penindasan di mana itu semua bersifat selalu ada di setiap zaman. Misalnya dalam sejarah penghapusan perbudakan di Amerika Serikat sampai banyak didukung oleh negara-negara lain," kata Alissa Wahid.
Gus Dur juga tambah Alissa Wahid berjuang dengan gigih dengan berbasis pada kesesuaian nilai-nilai luhur. Kiprah Gus Dur melalui model ini telah menjadi inspirasi dalam menyelesaikan berbagai masalah seperti sentimen-sentimen antar kelompok dan permasalahan kebangsaan lainnya.
Sebagai contoh sebuah kejadian di Temanggung, Jawa Tengah tentang kerusuhan pencemaran nama Nabi Muhammad SAW dan sudah dilakukan proses hukum pengadilan. Ada sekelompok orang yang berpendapat merusak itu sebagai jihad sampai akhirnya merusak rumah-rumah ibadah seperti gereja.
“Dari situ kemudian muncul Gusdurian Temanggung lintas Iman sebagai teladan dalam menjaga kerukunan dan merawat Indonesia," jelasnya.
Putri bungsu Gus Dur ini juga menambahkan bahwa pemikiran relevan Gus Dur juga didasari dengan perjuangan tulus seumur hidupnya. Inilah yang menjadi jembatan modal sosial dalam mempertemukan dan mempersatukan orang-orang dari berbagai latar belakang.
"Level kepemimpinan seseorang dipengaruhi oleh kharisma dan perjuangan seumur hidupnya. Masih tetap mendorong perubahan meskipun orangnya tidak ada. Sebagai contoh lain Nelson Mandela di Afrika Selatan meski orangnya tidak ada masih terus menginspirasi. Sama halnya dengan Gus Dur," pungkasnya.
Kontributor: Mochamad Ronji
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua