Moderasi Beragama Selaras dengan Nilai Kemanusiaan yang Penuh Kasih Sayang
Ahad, 10 Maret 2024 | 21:53 WIB

Ngaji budaya yang digelar di Denpasar Bali dalam rangka penguatan moderasi beragama. (Foto: Dok Bimas Islam)
Ali Musthofa Asrori
Penulis
Jakarta, NU Online
Moderasi Beragama selaras dengan nilai kemanusiaan yang penuh dengan kasih sayang. Moderasi ini diambil dari nilai luhur agama. Moderasi sangat menjunjung kemanusiaan bagi orang beragama. Bahkan, orang yang tidak beragama sekali pun.
Direktur Penerangan Agama Islam Ditjen Bimas Islam yang diwakili Kasubdit Seni, Budaya, dan Siaran Keagamaan Islam, Wida Sukmawati, mengatakan hal tersebut di Jakarta, Jumat (9/3/2024).
Dia menceritakan baru-baru ini pihaknya telah menggelar kegiatan Ngaji Budaya yang melibatkan 500 peserta dari Bali yang terdiri berbagai unsur seperti Penyuluh Agama, Majelis Taklim, Dai, Pamong Budaya, Seniman/Budayawan, dan Ormas Islam.
Pada kegiatan bertema Budaya dan Pilar Moderasi Beragama itu, kata Wida, yang dihelat di Kota Denpasar, Bali, Rabu (6/3/2024). Di kesempatan itu, ia mencontohkan bagaimana keindahan budaya  berkembang yang tidak hanya di Bali, tapi di seluruh Indonesia.
"Bangsa Indonesia dianugerahi kekayaan alam dan keragaman  budaya, agama, suku, dan bahasa dari Sabang sehingga Merauke. Di Indonesia kita disajikan  keindahan kerukunan dalam keberagamaan," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Bali, Komang Sri Marheni dalam sambutannya menyampaikan bahwa memadukan keindahan alam Bali dan tradisi Islam Nusantara mampu memperdalam nilai-nilai spiritual masyarakat Islam Nusantara.
Komang Sri Marheni juga mengajak masyarakat untuk merenungkan Islam yang toleransi, menghargai keragaman dan penuh kasih sayang  sehingga bisa memberikan layanan spiritual dan dan dapat menjadi agen perubahan kebaikan agama dan bangsa.
"Mari kita renungkan Islam yang toleransi, menghargai keragaman dan penuh kasih sayang dalam Islam itu sehingga kita bisa memberikan layanan spiritual dan dan dapat menjadi agen perubahan kebaikan agama dan bangsa," ujar Komang.
Pada momen tersebut, pidato kebudayaan disampaikan oleh Guru Besar Pendidikan Islam Universitas PTIQ Jakarta Prof Made Saihu dan Budayawan muslim Buleleng Ketut Muhammad Suharto.
Dalam kegiatan ini juga dilakukan serah terima buku Ensiklopedia Seni Budaya Islam di Nusantara dari Direktorat Penerangan Agama Islam ke pada Kakanwil Kemenag Provinsi Bali.
Kegiatan ini diawali dengan pertunjukan tari dan seni Islam Rudat (Burdah) dari pelajar MTs Al-Muhajirin Kampung Islam Kepawon, Kota Denpasar dan Tari Hikayat Awi dari Sanggar Seni al-Badar Jembrana dan Tari seni Burceng dari Seniman Bali.Â
Terpopuler
1
Alasan NU Tidak Terapkan Kalender Hijriah Global Tunggal
2
Khutbah Jumat: Marhaban Ramadhan, Raih Maghfirah dan Keberkahan
3
Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci
4
Khutbah Jumat: Kepedulian Sosial Sebagai Bekal Menyambut Ramadhan
5
Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Memaafkan dan Menghapus Dendam
6
Reshuffle Perdana Kabinet Merah Putih: Brian Yuliarto Jadi Mendiktisaintek Gantikan Satryo Brodjonegoro
Terkini
Lihat Semua