Muktamar Perlu Terus Perkuat Peran NU dalam Kompetisi Digital
Rabu, 15 Desember 2021 | 16:45 WIB
NU memiliki modal kapita yang sangat besar untuk bisa memanfaatkan ruang digital secara positif dan produktif. Misalnya untuk kepentingan ekonomi, sosial, bahkan kepentingan budaya. (Foto: NU Online)
Muhamad Abror
Kontributor
Jakarta, NU Online
Salah satu bahasan yang akan diangkat dalam Muktamar ke-34 NU di Lampung ialah tentang penguatan peran NU dalam kompetisi digital. Momen tersebut dinilai penting karena akan menentukan arah NU dalam lima tahun ke dapan, termasuk langkah organisasi kemasyarakatan ini dalam memanfaatkan ruang digital.
Berangkat dari latar belakang tersebut, Juru Bicara Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo) Dedy Permadi mendorong agar warga NU mampu memanfaatkan ruang digital tersebut dengan positif dan produktif. Baik untuk kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya.
"NU memiliki modal kapita yang sangat besar untuk bisa memanfaatkan ruang digital secara positif dan produktif. Misalnya untuk kepentingan ekonomi, sosial, bahkan kepentingan budaya," katanya dalam Muktamar Talk yang bertajuk Kemandirian Digital dan Peran Baru NU dalam Kompetisi Digital di Youtube TV9, Rabu (15/12/2021).
Lebih lanjut Dedy memaparkan, berkaitan dengan kepentingan ekonomi, misalnya bisa memberdayakan umat dengan cara memanfaatkan ruang digital untuk pertumbuhan ekonomi. Seperti memaksimalkan potensi para pegiat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui media sosial atau ecomers.
"Baru ada 13 juta atau kurang dari 20 persen UMKM yang melakukan digitalisasi. Artinya masih 80 persen lagi UMKM yang bisa memanfaatkan ruang digital ini," imbuh Dedy.
Berkaitan dengan kepentingan sosial, Dedy mencontohkan, warga NU bisa memanfaatkan ruang digital untuk kepentingan sosial dan budaya. Seperti degan menyebarkan persatuan dan prinsip multikulturalisme di media sosial. Sebagai apresiasi, Dedy menyebut tim Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara sebagai influencer dari kalangan muda NU yang kreatif.
Selainjutnya, Dedy mengajak agar di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, ruang digital seharusnya menjadi media untuk membangkitkan kembali sektor-sektor yang sempat melemah. Sebab, sektor berbasis digital lah yang masih bertahan, dengan bukti masih tumbuh positif selama tiga kuarta berturut-turut di tahun 2020 dan secara komulatif pertumbuhannya mencapai 10,58 persen.
"Ini menunjukkan bahwa walaupun di masa pandemi Covid-19, masih memiliki peluang di ruang digital," ujar Dedy.
Tantangan era digital
Pada kesempatan itu, Dedy juga menjelaskan bahwa meskipun ruang digital membuka peluang lebar untuk hal-hal positif, tetap saja memiliki tantangan dengan adanya dampak negatif dari media itu sendiri. "Ruang digital ini seperti pedang bermata dua, ada sisi positif dan ada pula sisi negatif," katanya.
Menurut dia, sisi positifnya seperti ruang digital bisa digunakan untuk kebermanfaatan sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Sebaliknya, sisi negatifnya adalah maraknya persebaran konten negatif di ruang digital. Seperti penipuan digital, cyber bullying, dan penyebaran radikalisme.
Menyikapi hal itu, CEO TV9 Hakim Jayli mengatakan, jika NU hanya menjadi penonton di tengah tantangan digital yang demikian, maka ada dua tantangan yang akan mengancam eksistensi ruang digital tersebut. Pertama adalah adanya dominasi narasi radikalisme dan intoleransi dan kedua soal isu kebangsaan yang menyimpang.
"Media-media digital NU harus digunakan untuk memperjuangkan kebangsaan, keagamaan yang universal, dan kedamaian," kata Hakim.
Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua