Nasional

NU Diminta Jadi Penengah Solusi Perdamaian

Senin, 9 Mei 2016 | 23:21 WIB

Jakarta, NU Online
Konflik yang terjadi di Timur Tengah dan beberapa kawasan di dunia, berakar pada ketegangan antara prinsip agama dan konsep negara. Tidak adanya titik temu antara agama dan negara, menjadi penyebab meluasnya konflik di kawasan Timur Tengah. Pada titik ini, Nahdlatul Ulama diminta menjadi penengah untuk mencari solusi perdamaian. 

Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkopolhukham) Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa Indonesia harus mengambil peran dalam perdamaian internasional. 

“Selama ini, yang menjadi juru damai konflik Israel dan Palestina hanya Amerika Serikat. Saya lihat, Indonesia bisa menjadi pendamai konflik internasional. Kita harus mengambil peran strategis ini. Dukungan para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama sangat penting untuk agenda ini,” terang Luhut, pada agenda International Summit of the Islamic Moderate Leaders (Isomil) PBNU pada Senin (9/5), di Jakarta. 

Agenda Isomil diselenggarakan akan atas prakarsa PBNU untuk menghadirkan inspirasi perdamaian internasional, sekaligus mencari solusi bersama atas konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia. Menkopolhukham yang hadir bersama Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Republik Indonesia, Jendral Purn. Sutiyoso, menyampaikan strategi pemerintah Indonesia untuk menghadapi radikalisme dan kekerasan di dalam negeri, juga mengambil peran strategis di level internasional. 

Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siroj, menyatakan bahwa Nahdlatul Ulama dengan gagasan Islam Nusantara, sudah saatnya mengeskpor gagasan-gagasan tentang Islam yang damai, ramah dan menghargai kebudayaan. 

“Para kiai telah memberi teladan berupa titik temu antara konsep Islam dan kebangsaan, antara agama dan negara. Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari telah menegaskan pentingnya menjaga titik temu agama dan negara. Sudah saatnya kita mengeskspor gagasan Islam Nusantara ke level internasional,” terang Kiai Said. 

Agenda Isomil merupakan pertemuan para ulama dan cendekiawan dari negeri Timur Tengah, Eropa dan Amerika Serikat. Agenda ini, dihadiri sekitar 400 peserta, yang berlangsung pada 9-11 Mei 2016, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Isomil menjadi media dialog ulama internasional untuk mencari solusi perdamaian internasional. Red: Mukafi Niam