Nasional MUNAS KONBES NU 2023

'NU Tidak Kemana-mana, Tapi Ada di Mana-mana' Adalah untuk Berdakwah

Kamis, 21 September 2023 | 19:30 WIB

'NU Tidak Kemana-mana, Tapi Ada di Mana-mana' Adalah untuk Berdakwah

Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar kembali menjelaskan maksud 'NU tidak kemana-mana dan ada di mana-mana'. Menurut Kiai Miftach, semboyan tersebut telah lama digaungkan oleh ulama-ulama NU.


"Keinginan ulama kita yang mana NU itu ada di mana-mana tapi tidak kemana-mana, itu saya yakin tujuannya adalah kemana-mana menyampaikan dakwah, tabligud da’wah,” jelas Kiai Miftach saat menyampaikan sambutan di acara penutupan Munas Konbes NU 2023 di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Selasa (19/9/2023).


Dijelaskan Kiai Miftach, orang yang boleh “ke mana-mana” ini adalah mereka yang siap berdakwah di mana-mana. Pengasuh Pesantren Miftahus Sunnah Surabaya ini juga merujuk sifat tabligh yang ada pada para nabi dan rasul.


“Salah satu sifat nabi dan rasul adalah at-tabligh, dia ada di tengah-tengah umat dalam rangka menyampaikan dakwah,” terangnya.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Miftach mengutip kisah Nabi Ayub yang terinfeksi penyakit mengerikan sehingga membuat masyarakat jadi menjauh. Hal tersebut dianggap wajar karena nabi dan rasul memiliki sifat a’radl basyariyah atau sifat yang biasa terdapat pada manusia.


“Umat pun menyingkir, menjauh, mendengar suara saja umat ini saja sudah amit-amit jabang bayi,” ujarnya. 


Menurut akal sehat, kata Kiai Miftach, jika pemimpin sudah dijauhi umat karena dianggap mengerikan atau menjijikkan, tentu akan sulit hadir di tengah-tengah umat untuk memberikan pencerahan. Berdakwah menurutnya adalah dengan cara mengajak tidak mengejek, merangkul tidak memukul, menyayangi tidak menyaingi, membina tidak menghina, dan seterusnya. 


“Ini adalah misi besar bagi kita. Ini yang dimaksud ada di mana-mana tapi tidak kemana-mana,” tegasnya.


Kiai Miftach kemudian menegaskan bahwa NU tidak akan membatasi kadernya untuk hadir ‘di mana-mana’. Hal itu dilakukan dalam rangka tablighud da’wah atau menyampaikan dakwah kepada semua pihak.


“Ketemu ini, itu, bisa memberikan pemahaman yang benar, memberikan sebuah pencerahan,” jelasnya.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai Miftach juga berharap setelah adanya Munas-Konbes, NU ini bisa mewujudkan sebuah ketertiban dalam kepengurusan NU di semua tingkatan, termasuk lembaga dan banomnya.