PBNU dan Infid Ungkap Penelitian Peran NU Tangkal Ekstremisme Kekerasan
Kamis, 24 Oktober 2019 | 10:10 WIB
Dalam sambutannya, perwakilan dari PBNU, H Andi Najmi Fuadi menyatakan bahwa salah satu alasan didirikannya NU untuk menangkal gerakan radikalisme dan ekstremisme.
“Radikalisme, ekstremsime tentu kalau deskripsinya diperluas sudah dilakukan NU sejak NU berdiri karena salah satu alasan beridirnya NU juga untuk menangkal ini,” Andi.
Namun demikian ia mengapresiasi atas upaya Infid karena selama ini, katanya, tradisi dokumentasi di lingkungan NU masih kurang masif. Padahal, dokumentasi itu sangat penting untuk menjadi dasar kebijakan.
Ia juga menyampaikan bahwa hasil penelitian Infid penting untuk diserahkan kepada pemerintah. Ia berharap, pemerintah menjadikan hasil penelitian tersebut dalam setiap pengambilan kebijakan.
“Ini saya kira penting. Pentingnya adalah sejauh mana nanti pengambil kebijakan akan mem-follow up hasil riset ini dalam suatu kebijakannya, yang tentu tidak sebatas kemudian diterima dengan baik dan terima kasih, tapi tentu ini akan terukur nanti kemudian sejauh mana hasil riset ini menjadi landasan ketika pemerintah mencantumkan ini dalam suatu kebijakan,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa NU sendiri sebagai objek dalam penelitian ini, katanya, akan selalu menangkal radikalisme dan ekstremisme. “NU tidak akan pernah putus asa dan tidak akan berhenti untuk menangkal radikalisme,” ucapnya.
Sementara Direktur Eksekutif, Sugeng Bahagijo menyatakan bahwa tujuan penelitian yang dilakukan pihaknya untuk mendokumentasikan tindakan dan kebijakan NU dalam menangkal dan menghadapi radikalisme.
Penelitian itu juga disebut Sugeng untuk mencatat apa saja yang diperlukan untuk menjadi dasar dukungan kepada NU dalam rangka merawat dan mempertahnkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Infid sendiri melihat bahwa tantangan radikalisme tidak sebentar. Sesuatu yang menurut kami sendiri sudah menjadi ekosistem, sehingga memang wajar bahwa Infid juga didirkan oleh Gus Dur bersama-sama untuk saling memperkuat dan mengatasi keadaan,” kata Sugeng.
Ia menyatakan bahwa hasil penelitian ini akan diserahkan kepada pemerintah, khususnya kementerian dan lembaga terkait, sehingga rekomendasinya bisa menjadi perhatian pemerintah dalam mengambil kebijakan.
Sebagai informasi, penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun yang menjadi informan atau responden pada penelitian ini berjumlah 41 orang yang terdiri atas pengurus di tingkat PBNU, PWNU (Jawa Timur dan Jawa Tengah) PCNU (Sragen dan Situbondo), MWC NU, hingga Ranting NU. Penelitian ini bersifat nasional. Adapun pngambilan dua provinsi itu berdasarkan daerah yang menjadi basis warga NU.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Abdullah Alawi
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
250 Santri Ikuti OSN Zona Jateng-DIY di Temanggung Jelang 100 Tahun Pesantren Al-Falah Ploso
Terkini
Lihat Semua