PBNU Ingatkan Penyebaran Paham Ekstrem di Kalangan Remaja dan Pelajar
Kamis, 14 November 2019 | 00:15 WIB
Orang yang memiliki paham membahayakan ini masih berkeliaran di bumi Indonesia ini sehingga menurutnya sudah jelas bahwa untuk memberantas terorisme adalah dengan memberantas pahamnya.
Berdasarkan fakta yang terungkap dari kasus terbaru ini, pelaku bom bunuh diri ini masih berumur 24 tahun. Hal ini juga harus menjadi perhatian seluruh elemen bangsa bahwa generasi muda di era medsos saat ini rentan menjadi martir paham ekstrem.
"Bomber ini kurang ajaran agamanya. Karena ingin disebut agamis lalu mencari sumber-sumber yang menarik menurutnya," kata Kiai Marsudi di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta, Rabu (13/11).
Mereka, menurut Kiai Marsudi, lebih senang belajar agama melalui media sosial dan tidak selektif dalam memilih ustadz atau guru agama yang dijadikan panutan. Di masa usia yang sedang mencari jati diri ini mereka dapat dengan mudah terpapar paham radikal ekstremis.
Ia mengingatkan para orang tua untuk benar-benar memantau putra-putrinya dalam pergaulan termasuk organisasi apa yang diikuti di sekolahnya.
"Awasi anak-anak. Pastikan ikuti organisasi yang sudah eksis saja," sarannya kepada orang tua untuk menghindari putra-putrinya ikut organisasi baru yang tidak jelas dan cenderung eksklusif atau tertutup.
Kiai Marsudi menambahkan bahwa anak-anak muda yang saat ini sudah terpapar paham ekstrem ini merupakan usia-usia di mana mereka kurang mendapatkan pelajaran tentang Pancasila dan cinta Tanah Air. Mereka tumbuh di era pendidikan di mana pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) yang sudah ditiadakan di sekolah.
Pintu Masuk Paham Ekstrem di Sekolah
Menurutnya, guru dapat menjadi pintu masuk karena para guru yang tidak berkompeten mengajarkan agama, menyisipkan materi-materi agama berdasarkan pemahaman mereka. "Agama misalnya diajarkan (oleh guru) secara doktrinal dan doktrin-doktrin agama diterjemahkan secara literal," katanya.
Sementara kepala sekolah bisa menjadi pintu masuknya paham ekstremisme karena menerima tawaran dan mengundang narasumber dari kelompok radikal dalam kegiatan ekstrakurikuler. Sementara dari pintu alumni, mereka berafiliasi dengan organisasi radikal yang dibawa ke dalam sekolah dengan mudah melalui jalur ikatan alumni.
Pewarta: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua