Jakarta, NU Online
Kemerdekaan Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran para pejuang organisasi sosial keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU). Kendati begitu, peran NU dalam mengembangkan perekonomian belum terlihat. Padahal, NU memiliki modal sosial dan aset yang besar. Oleh karena itu, kehadiran para pengusaha dan profesional melalui wadah NU diharapkan menjadi angin segar untuk ke depannya.
"Saya sangat mengapresiasi dengan terbentuknya Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) di wilayah Jakarta. Saya yakin dan percaya kalau kita bersatu, kita bisa lebih besar, kita bisa kita cepat, kita bisa lebih produktif," kata Anggota DPR RI Muhammad Rakyan Ihsan Yunus saat memberikan sambutan pada acara Pelantikan P2N DKI Jakarta di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).
Menurut Ihsan, pemerintah tengah menggalakkan wakaf dan zakat agar produktif. Namun demikian, katanya, upaya itu tidak bisa dikelola semua oleh pemerintah. Oleh karenanya, untuk mengisi ruang-ruang kosong tersebut perlu dikelola oleh organisasi swasta seperti P2N.
"Gak usah jauh-jauh, di Jakarta saja, teman-teman yang punya aset dari kaum Nahdliyin kalau dijadiin satu dan bisa dikelola dengan baik itu bisa punya efek multiplier yang luar biasa," katanya.
Efek multipiler sendiri adalah efek dalam ekonomi di mana peningkatan pengeluaran nasional memengaruhi pendapatan dan konsumsi menjadi lebih tinggi dibandingkan jumlah sebelumnya.
Ia berharap P2N bisa memberi warna dalam dunia perdagangan, perekonomian, dan profesionalisme di Jakarta. "Kita sudah tunggu-tunggu kehadiran para pengusaha tangguh dan profesional yang punya warna Nahdliyin," kata dia.
Sebelumnya, Ketua P2N DKI Jakarta Ricky Wiraguna mengajak para pengusaha yang berlatar belakang NU agar ikut ambil bagian dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Menurutnya, NU harus sudah menjadi pemain dalam dunia usaha dan tidak lagi menjadi penonton.
"Kami ingin ikut berperan serta dalam meningkatkan perekonomian umat dan mengajak pengusaha lainnya dan bisa mensinergikan antara unit usaha dan keagamaan," kata Ricky.
Pewarta: Husni Sahal
Editor: Syamsul Arifin