Pesan Gus Mus di Tahun Pemilu: Beda Pilihan Itu Alamiah, Jaga Kerukunan
Kamis, 25 Januari 2024 | 15:00 WIB
Syarif Abdurrahman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus memberikan pesan masyarakat, khususnya warga NU untuk tetap rukun, tenang, dan tidak berlebihan dalam dukung mendukung capres dan cawapres pada pemilu 2024.
"Nasihat saya, kalau kalian setuju. Di tahun politik ini, tenang saja. Ini sesuatu yang rutinan setiap 5 tahun sekali. Kalau teman kalian tidak sama pilihan sama kalian, ya tidak apa-apa," tutur Gus Mus dalam kegiatan Lailatul Ijtima' PWNU Jawa Tengah, dikutip dari Youtube Kanal Mata Air, Kamis (24/1/2024).
Menurut Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah ini, perbedaan pilihan sesuatu yang alamiah dan akan berulang setiap ada pemilu. Penyebabnya tentu ada banyak faktor, bisa karena kedekatan emosional, perbedaan sudut pandang, hingga beda dalam tujuan.
Namun, ciri dari tokoh NU dan Nahdliyin sejak dulu selalu berpendapat berdasarkan dalil-dalil atau dasar yang kuat sehingga dalam setiap gerak-geriknya ada landasan yang kuat.
"Karena ketidaksamaan tersebut sesuatu yang alamiah. Beda itu fitrah, tidak ada salahnya beda," tegas Gus Mus.
Gus Mus juga mengingatkan, jangan sampai perbedaan pilihan dalam pemilu yang lima tahun sekali merusak pernikahan yang sudah dibangun puluhan tahun. Begitu juga pemilu tersebut tidak boleh merenggut persaudaraan dan memutuskan silaturahim.
"Suami istri beda pilihan itu tidak dosa, jangan bertengkar. Kenapa harus bertengkar, yang enak adalah calonnya. Kalian dapat apa ketika harus ngotot-ngototan?" kata Gus Mus.
Menurut Gus Mus, untuk menyikapi ketika ada yang meminta dukungan maka jika cocok, dukung dengan tanpa merusak hubungan suami istri dan persaudaraan. Karena nanti lima tahun kemudian akan ada calon baru lagi, beda kembali calonnya, calon yang didukung akan berbeda lagi.
"Jadi ketika ada yang minta dukungan ya didukung, biasa saja. Jadi tenang saja, tidak perlu tegang-tegangan, santai aja. Tidak perlu merengut (cemberut) terus-menerus. Hidup akhir zaman jangan banyak gaya. Syukur yang diperbanyak," ucap dia.
Gus Mus juga mengingatkan pengurus Nahdlatul Ulama yang ada di Jawa Tengah untuk lebih fokus ke politik kebangsaan dan kerakyatan. Memikirkan nasib petani yang belum sejahtera.
Gus Mus sepakat jika pengurus NU Jawa Tengah fokus penguatan akar rumput. Penguatan ekonomi masyarakat kecil. Warga NU harus disiapkan secara kolektif untuk kapasitas dan keilmuannya. Jangan hanya ikut-ikutan atau hura-hura saja, kata Gus Mus.
"Kesimpulannya, NU balik ke awalnya, tujuan awalnya menyantuni masyarakat, mengelola masyarakat, mengurus masyarakat, pengurus-pengurus NU harus ingat ini," tandas dia.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua