Jakarta, NU Online
Hujan yang turun dengan deras, apalagi dalam jangka waktu yang lama bisa menyebabkan terjadinya genangan air atau banjir. Sementara genangan air yang tinggi bisa menjangkau area atau peralatan yang mengandung energi listrik yang bisa membahayakan manusia.
Untuk menghindari bahaya aliran listrik saat banjir, pihak penyedia listrik Perusahaan Listrik Negara (PLN) melakukan pemadaman aliran listrik. Pada kejadian banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi awal Januari lalu, PLN memadamkan 3100 gardu listrik.
Demikian juga pada kejadian banjir di wilayah Jakarta Selasa (25/2), sebanyak 326 gardu listrik tidak dioperasikan untuk menyalurkan lsitrik.
Dikutip dari instagram
pln_id, PLN memadamkan listrik jika rumah pelanggan terendam air, atau gardu distribusi terendam air.
Lalu, bagaimana mengantisipasi bahaya listrik di rumah saat banjir? Masih dari sumber yang sama, PLN memberikan tips-tipsnya. Pertama, matikan instalasi listrik di dalam rumah. Kemudian, cabut peralatan listrik yang masih tersambung dengan stop kontak, dan naikkan alat elektronik ke tempat yang lebih tinggi.
Langkah lainnya, bila aliran listrik yang terkena banjir tidak padam, segera hubungi pusat layanan PLN 123. Selain itu, masyarakat juga perlu menghubungi instansi terkait penaggulangan bahaya banjir.
Adapun setelah banjir surut, harus dipastikan semua peralatan elektronik maupun instalasi dalam keadaan kering. Penormalan listrik dapat dilakukan setelah instalasi listrik dipastikan kering. Saat penormalan aliran listrik dilengkapi juga dengan penandatangan berita acara yang disaksikan Ketua RT, Ketua RW dan tokoh masyarakat setempat.
Bantuan NU kepada warga terdampak banjir
Merespons bencana banjir, NU Peduli melakukan sejumlah langkah. Koordinator NU Peduli DKI Jakarta M Wahib Emha menuturkan, sejak Selasa (25/2) pagi pihaknya telah menerjunkan tim evakuasi yang terdiri dari seluruh Banom dan Lembaga NU semua tingkatan.
Selain itu, NU Peduli telah mendirikan dapur umum dan tenda pengungsian warga di daerah Jakarta Timur. Sementara Posko NU Peduli berpusat di Kantor PWNU DKI Jakarta di Utan Kayu Jakarta Timur. NU Peduli menangani sedikitnya 200 wilayah RW terdampak banjir.
"Kami kemudian mendirikan dapur umum di Halim dan tenda pengungsian," kata M Wahib Emha.
Langkah penanganan banjir juga dilakukan di Pekalongan, Jawa Tengah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, Jawa Tengah kembali buka dapur umum untuk melayani warga terdampak banjir akibat hujan yang cukup deras melanda di wilayah Kota Pekalongan pada Ahad (23/2).
"Ini untuk yang kedua kalinya NU Kota Pekalongan membuka dapur umum di Gedung Aswaja, setelah sepekan sebelumnya melakukan hal yang sama," ujar Ketua PCNU Kota Pekalongan, H Muhtarom kepada NU Online, Senin (24/2) malam.
Selain membuka dapur umum untuk memasak makanan siap saji, pihaknya juga menyalurkan bahan makanan berupa beras dan lauk pauk lainnya ke dapur umum yang dibuka oleh Ranting-ranting di sekitar lokasi pengungsian.
Pewarta: Kendi Setiawan
Editor: Fathoni Ahmad