Nasional PEDULI COVID-19

PP Fatayat NU Galakkan 'PPKM' Anak Korban Covid-19

Kamis, 12 Agustus 2021 | 07:00 WIB

PP Fatayat NU Galakkan 'PPKM' Anak Korban Covid-19

Ketum PP Fatayat NU Anggia Ermarini (pojok kiri atas) saat memimpin rapat virtual. (Foto; Tangkapan layar Zoom Meeting PP Fatayat NU)

Jakarta, NU Online
Merespons tingginya angka kematian Covid-19 yang berdampak pada meningkatnya jumlah anak yatim-piatu di Indonesia, Pimpinan Pusat Fatayat NU menggalakkan program Peduli Pendidikan & Kesehatan Mental (PPKM) Anak Korban Covid-19.


Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini menyampaikan, karena ibu dan anak merupakan salah satu konsen Fatayat, maka ia berharap kepada para pengurus PP Fatayat NU di semua bidang memusatkan perhatiannya kepada anak-anak terutama dalam merespons situasi pandemi.


Hal tersebut dikatakan Anggi, sapaan akrabnya, dalam rapat pleno PP Fatayat NU yang digelar bertepatan dengan libur 1 Muharam 1443 H, Rabu (11/8/2021). Rapat yang dilaksanakan secara virtual dihadiri oleh jajaran pengurus PP Fatayat NU periode 2015-2020.


Dalam rapat yang berlangsung dua jam lebih tersebut, tiap-tiap ketua bidang melaporkan program-program kerja yang telah dilaksanakan serta rencana program kerja ke depan sebelum masa kepengurusan berakhir. 


Bidang kesehatan, lanjut Anggi, misalnya merespons meningkatnya AKI (Angka Kematian Ibu) selama pandemi dengan membantu mengedukasi masyarakat terutama ibu hamil untuk mendapatkan prioritas vaksin.


"LKP3A Fatayat yang semakin aktif memberikan layanan konseling bagi perempuan selama pandemi, dan bidang ekonomi yang sudah mengadakan Madrasah Ekonomi Perempuan diharapkan bisa ditindaklanjuti untuk penanganan ekonomi perempuan di masa pandemi ini," harapnya.


Menurut dia, program ini dilaksanakan lintas bidang, bidang sosial sebagai koordinatornya. Bidang organisasi bekerja sama dengan pimpinan wilayah dan cabang untuk mengorganisir data-data sekolah atau pesantren yang bisa dikerjasamakan untuk pelaksanaan ke depan.


Pelayanan harus maksimal
"Bidang kesehatan dan LKP3A (Lembaga Konsultasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) mengadakan layanan konseling pendidikan bagi anak maupun keluarga yang ditinggalkan. Pokoknya pelayanannya harus maksimal," urai Anggota DPR RI ini. 


Satgas penanganan Covid-19 merilis data per 20 Juli 2021 ada 11.045 anak menjadi yatim piatu, yatim, atau piatu. Pada sisi lain jumlah anak yang terpapar Covid-19 sebanyak 350.000 anak dan 777 anak meninggal dunia.


"Data tersebut menjadi perhatian PP Fatayat NU untuk bersama-sama dengan banyak pihak memastikan jaminan pendidikan sekaligus kesehatan mental anak-anak yang menjadi yatim-piatu dalam menjalankan hari-hari ke depan," paparnya.


PPKM Anak korban Covid-19 ini, lanjut Anggi, tidak hanya membantu keberlangsungan pendidikan anak-anak yang mendadak menjadi yatim, piatu, atau yatim-piatu karena Covid. Tetapi, juga membantu mendampingi mereka secara mental dalam menghadapi situasi sulit ini.


"Sudah ada beberapa pesantren yang siap bekerja sama. Nanti secara resmi program ini akan diluncurkan bersamaan dengan Hari Asyura, 10 Muharram ini," lanjut perempuan kelahiran Sragen, Jawa tengah ini.
 

Menurut analisis data yang disampaikan Unicef, sebanyak 99 persen anak-anak dan remaja di bawah 18 tahun di seluruh dunia (2,34 miliar) tinggal di salah satu dari 186 negara dengan beberapa bentuk pembatasan gerakan yang berlaku karena Covid-19, termasuk anak-anak di Indonesia.


Beberapa ahli psikologi anak mengatakan, pembatasan gerak anak ditambah dengan ditinggal mendadak orang tua mereka dapat menjadi pemicu trauma berkepanjangan pada anak. Jika tidak ditangani dengan baik, dapat mengganggu pendidikan dan masa depan mereka.


Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan