Nasional

Rais 'Aam Harapkan Kepengurusan NU Besar Maslahatnya

Rabu, 12 Januari 2022 | 11:38 WIB

Rais 'Aam Harapkan Kepengurusan NU Besar Maslahatnya

Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyampaikan bahwa kepengurusan PBNU saat ini cukup besar. Hal ini mengingat kebutuhannya untuk bukan saja mengurusi Nahdliyin di Indonesia, tapi juga untuk dunia internasional.

 

"Semoga NU dalam periode ini bukan sekadar besar anggotanya, tapi besar produknya dan besar kemaslahatannya untuk kepentingan umat," ujarnya saat pengumuman Susunan Pengurus PBNU 2022-2027 di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (12/1/2022).


Kiai Miftach juga menyampaikan bahwa kepengurusan PBNU masa khidmah 2022-2027 mengakomodasi perempuan mengingat adanya kebutuhan di era sekarang.


"Ini karena sebuah kebutuhan sekaligus ujicoba di periode ini," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya itu.


Kiai Miftach juga menegaskan bahwa pemikiran perempuan dibutuhkan dan perlu diakomodasi PBNU untuk melahirkan kemaslahatan bagi umat.


"Ibu-ibu yang saat ini kita butuhkan. Terutama untuk pikiran dari para ibu-ibu yang banyak kita butuhkan. Mungkin bisa diwadahi, dipimpin dengan keberadaan daripada kepengurusan yang ada nanti," katanya.


Kiai kelahiran Surabaya 1953 itu juga menegaskan bahwa menjadi pengurus NU adalah sebuah perkhidmatan. "Kalau sudah memahami khidmat semua akan tulus ikhlas," katanya.


Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menyampaikan bahwa kepengurusan yang besar ini karena kebutuhan dan konstituen NU yang sangat luas mengingat seluruh warga NU atau mereka yang mengaku NU kurang lebih separuh dari seluruh Muslim Indonesia.

 

"Kami berkepentingan menjangkau konstituensi sehingga kami membutuhkan cukup banyak pengurus," katanya.


Selain itu, hal itu juga karena visi yang diusung dengan sendirinya menuntut aktivitas berlipat dari sebelumnya.
"Sehingga kami membutuhkan tambahan personil untuk menangani pekerjaan besar tersebut," ujarnya.


Hal ini juga mencerminkan realitas multipolar yang ada di lingkungan kita, baik dari segi kedaerahan, jender, maupun orientasi politik.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Syamsul Arifin