Jakarta, NU Online
Hampir dua pekan bencana banjir berlangsung. Banser Tanggap Bencana (Bagana) di sejumlah provinsi ikut berjibaku menanganinya sejak 1-12 Januari 2020. Kondisi inilah yang memunculkan inisiatif dibentuknya Kampung Ansor.
"Sahabat Banser tergabung di Bagana dan Basada atau yang belum telah berpartisipasi aktif dengan segala kekurangan yang ada. Tapi gerakan sahabat-sahabat yang masif sungguh luar biasa," ujar Kasatsus Nasional Bagana Chabibullah, di Jakarta, Ahad (1/12).
Selain menurunkan kader di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung dan Sumatera Selatan. Bagana juga menginisiasi Kampung Ansor untuk pengungsi sebagai bentuk kolaborasi respon bencana untuk tanggap darurat.
Chabib menambahkan, kolaborasi tersebut dilakukan antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha.
"Untuk hal ini lebih pada assesment dulu dan pematangan konsep. Namun karena tidak ada agenda huntara atau hunian sementara oleh pemerintah dalam penanganan bencana banjir dan tanah longsor di Jabodetabek- Lebak, Banten, maka untuk sementara belum bisa dilanjutkan," ujar Chabib lagi.
Kendati demikian, pihaknya tidak putus harapan, mencoba penjajakan komunikasi dengan pihak lain. "Jika bisa ada kesepakatan bentuk respon bencana dari penjajakan tersebut. Intinya kami akan coba bikin konsep kolaborasi seminggu kedepan," ungkap Chabib.
Untuk respon di lapangan terkait dampak bencana banjir, ialah dorongan pembuatan Posko Ansor - Banser di masing-masing kota dan kecamatan. Selanjutnya droping logistik ke posko untuk pengelolaan posko dan masyarakat terdampak bencana banjir.
"Itu di Jakarta dan Alhamdulillah terealisasi mulai 1 Januari hingga saat ini. Untuk wilayah Banten, terutama di Lebak, kami telah melakukan asistensi dengan PC Ansor dan Satkorcab Banser Lebak untuk penanganan bencana. Selanjutnya membantu pengelolaan posko bencana dari Posko Induk dan Posko Lapangan di empat kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak," ujarnya lagi.
Hal lain yang dilakukan di wilayah Lebak ialah tracking dan membuat jalur evakuasi sekaligus mengevakuasi pengungsi. Selanjutnya distribusi logistik ke Posko lapangan, dan tempat pengungungsian yang ada di Desa Banjar Irigasi, Lebak Gedong.
Kemudian dropping logistik ke korban terdampak longsor dan banjir yang masih di tempat longsor yang belum mengungsi. Support logistik ke masyarakat yang melakukan kerja bakti bersih-bersih rumah di Desa Mekarsari, Cipanas Lebak.
Di Lahat, Sumatera Selatan, 43 anggota Banser diturunkan untuk membantu warga Desa Gunung Kembang, Kecamatan Kikim Timur yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Lematang.
Adapun di Lampung, daerah terdampak banjir berada di Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus. Desa Sedayu, Way Kerap, Pardawaras, Karangrejo dan Garut. Banser Husada Tanggamus juga berpartisipasi di daerah ini.
"Mengapresiasi seluruh kader terlibat membantu penanganan dampak bencana. Sahabat Bagana Jawa Tengah, Cilegon, Lampung Timur, Lebak, Jakarta, Lampung, Sumatera Selatan dan yang tidak bisa disebut satu persatu," kata Chabib.
Kontributor: Gatot Arifianto
Editor: Muhammad Faizin