Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Habib Munzyr Al Musawa demikian dikenal sebagai pendakwah yang menyampaikan ajaran Islam yang penuh lemah lembut dan dengan lemah lembut. Sikap demikian ini tidak lain sebagai bentuk meneladani sosok yang begitu dicintainya, yakni Nabi Muhammad saw.
Diceritakan oleh kakak sulungnya, Habib Nabiel Al Musawa, ia sejak kecil berbeda dengan ketiga kakaknya. Sejak masa kanak-kanak, ia dan seluruh saudaranya memang sudah ditekankan pendidikan agama oleh orang tuanya. Salah satunya adalah menghafal Al-Qur’an mulai dari juz 30, juz 29, juz 28, baru ke juz 27 atau ke juz 1.
“Itu kami mulai dari juz amma terus ke juz 29, lalu 28, ada yang 27 ada yang juz 1,” begitu terang Habib Nabiel sebagaimana disampaikan dalam video yang tayang di kanal Youtube NU Online pada Senin (16/5/2022).
Namun, Habib Munzyr memilih jalan berbeda yang tidak diambil oleh kakak-kakaknya. Usai menghafal juz 30, ia langsung meloncat ke Surat Muhammad. Ia menghafal surat dengan nama orang yang begitu dicintainya.
“Kalau Habib Munzyr nggak. Dari juz amma langsung Surah Muhammad. Kenapa Bib? Ana cinta sama Sayyidina Muhammad. Dari kecil sudah begitu,” jelas Habib Nabiel.
Tak pelak, usai berhasil menghafalkan surat tersebut, Habib Munzyr kerap mengimami shalat dengan membacanya. “Jadi kalau mimpin, jadi imam itu dia baca Surat Muhammad terus. Sampai ana sama Habib Romzi itu hafal Surat Muhammad karena sering dibaca sama dia,” katanya.
Sedemikian cintanya Habib Munzyr kepada Nabi Muhammad, sampai-sampai ia pernah mimpi berjumpa dengan sosok yang amat dicintai dan dirindukannya itu. Saat itu, ia berusia sekitar 20 tahun, tepatnya tahun 1993. Dalam kesempatan tersebut, ia langsung to the point menyampaikan keinginannya yang teramat dalam, yakni berjumpa secara langsung.
“Tahun 1993, saya bermimpi Rasul saw, saya menangis di kaki beliau, merindukan beliau, saya katakan saya ingin jumpa. Rasulullah berkata, belum waktunya,” begitu cerita Habib Munzyr sebagaimana ditayangkan dalam video tersebut.
“Saya katakan, butakan mata asal saya asal bisa melihatmu, maka Rasulullah berkata, sebelum usiamu 40 tahun, kau sudah jumpa denganku insyaallah,” lanjutnya.
Saat menceritakan kisah tersebut, Habib Munzyr telah berusia 37 tahun. Mengingat jarak menuju 40 tahun hanya tinggal tiga tahun lagi, ia menyampaikan pesan kepada para jamaahnya agar dapat meneruskan perjuangan Nabi Muhammad saw.
“Usia saya sekarang 37 tahun. Seandainya ada sesuatu terjadi, teruskan perjuangan Sayyidina Muhammad saw. Teruskan Panji Rasulullah saw. Teruskan perjuangan Sayyidina Muhammad saw,” katanya.
Habib Munzyr berpulang ke Rahmatullah dalam usia 40 tahun. Ia lahir pada 23 Februari 1973 dan wafat pada 15 September 2013. Kewafatannya itu meninggalkan kesedihan yang amat mendalam bagi seluruh jamaahnya.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua