Santri Lirboyo Raih Juara MQKN 2023: Berkah Doa Masyayikh
Senin, 17 Juli 2023 | 21:30 WIB
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Lamongan, NU Online
Menjadi juara 1 Nahwu Ulya Putri pada ajang Musabaqah Qiraatil Kutub Nasional (MQKN) 2023 tidak ada sedikitpun dalam benak seorang Nuriyyah (19). Santri Pondok Pesantren Putri Hidayatul Mubtadiat al-Qur’aniyah (P3HMQ) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur ini merasa bahwa apa yang dia dapatkan, tidak lain sebab barokah dari doa masyayikh.
“Saya berdiri di sini tidak lain, karena barokah doa guru saya, bukan karena saya bisa, bukan karena semata-mata saya sudah mampu, sudah pantas, tetapi ini tidak lain, tidak bukan karena barokah doa dari masyayikh-masyayikh saya,” ujarnya kepada NU Online usai menerima penghargaan pada Malam Pengumuman Juara MQKN 2023 di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Ahad (16/7/2023) malam.
Ia mengaku tidak menyangka bisa sampai sejauh ini, hingga bisa menjadi juara 1, bisa lolos di tingkat kabupaten dan provinsi juga dirinya tidak menyangka “Sebelumnya bahkan saya tidak menyangka akan bisa ke jenjang sampai saat ini, tetapi karena bantuan dari dukungan dan doa dari guru, teman, Alhamdulillah saya bisa sampai sejauh ini,” ujaranya.
“Perasaannya nggak bisa diungkapkan dengan kata-kata, pasti sangat bangga, karena saya bisa mengharumkan nama baik pondok saya, lalu untuk Kafilah Jawa Timur sendiri. Untuk persiapan tidak bisa lepas dari pembimbing, yang mengarahkan bagaimana cara mengembagkan kemampuan saya setiap fasenya, mulai dari fase kabupaten, fase provinsi hingga fase saat ini,” imbuh santri asal Pasuruan itu.
Ketika di babak final MQKN 2023, dirinya mengaku bahwa persiapan yang dilakukannya bisa dikatakan kurang sebab hanya jeda 1 hari saja. Kemudian ia kaget ketika tampil panggung di final, sebab metodenya berbeda dengan ketika di penyisihan, ditambah lagi perasaan gugup. Beruntung, dirinya bisa mengatasi kegugupan yang dirasakan.
“Untuk babak final itu sangat mengejutkan sekali, untuk cara metodenya sangat berbeda dengan babak penyisihan. Jadi untuk persiapannya bisa dibilang sangat kurang, jeda penyisihan dan final 1 hari. Jadi dari saya sendiri sudah benar-benar pasrah, mungkin di sini saya hanya benar-benar mengandalkan barokah dari doa saja, selain juga ikhtiar tentunya, tawakal yang hanya bisa saya lakukan,” ungkapnya.
Nuri mengaku tidak ada persiapan khusus, ia sama seperti dengan santri-santri lain di pondoknya, waktunya belajar ya belajar, waktunya menghafal ya menghafal, tetapi untuk yang mengikuti lomba ada tambahan waktu belajar dari pembimbing.
Ke depan, dirinya ingin mencoba ke bidang lain, bukan hanya pada ilmu Nahwu saja, tetapi juga mendalami fan-fan (cabang-cabang) ilmu yang lain, sebab menurutnya santri juga harus menguasai bidang lain. Maka dari itu dirinya berkomitmen untuk terus belajar, serta menanamkan pada benaknya, bahwa meskipun sudah menang bukan berarti berhenti untuk belajar.
“Saya berharap tidak pernah putus belajar, semoga senantiasa semangat, kemenangan yang saya peroleh jangan sampai menjadikan saya malas, harus lebih semangat lagi dalam belajar fan-fan yang lain,” pungkasnya.
Optimisme
Hal senada juga diungkapkan oleh Dzulkifly (20). Raut wajah kebahagiaan terlihat dengan jelas di wajahnya. Ia berhasil menjadi juara 1 Balaghah Ulya Putra pada MQKN 2023. Dirinya mengatakan bahwa yang didapatkan merupakan berkah dari doa para masayikh.
“Alhamdulillah sekali ini berkat doa dari guru, dari orang tua, dari teman teman. Sebenarnya ya berkat doa dari beliau-beliau, sehingga alhamdulillah saya mendapatkan sedikit keberuntungan, bisa mendapatkan juara satu. Tentu juga dibarengi dengan usaha yang maksimal mungkin,” ujar santri Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin (PPHM) Lirboyo.
Pria asal Indramayu, Jawa Barat itu mengaku bahwa sudah optimis sejak babak penyisihan, bahwa dirinya bisa meraih juara 1 “Alhamdulillah saya dari penyisihan itu sudah menempati peringkat satu, sehingga Alhamdulillah saya juga mulai optimis di final ini untuk mendapatkan juara satu, karena saya mengaca pada penyisihan. Alhamdulillah saya mendapatkan poin tertinggi dan itu cukup jauh antara peringkat satu dengan peringkat 2 di penyisihan,” ungkapnya.
Ia menceritakan bahwa tidak ada persiapan khusus yang dilakukan untuk mengikuti kegiatan MQKN 2023. Persiapannya tidak jauh berbeda dengan teman-teman yang lain, yaitu mempelajari kitab yang dilombakan.
“Kebetulan saya juga di pesantren mempelajari Kitab Jauharul Maknun, sehingga Alhamdulillah saya sudah belajar Jauharul Maknun dan saya tinggal mengaplikasikan, tinggal mutholaah kembali, murojaah kembali apa yang saya pahami, apa yang saya dapatkan di pesantren” imbuhnya.
Ia memberikan satu tips, yaitu bersungguh-sungguh, disertai dengan mengerahkan segala usaha dan disertai dengan doa. “Harus minta doa dari masyayikh, dari guru, dari orang tua, dan dari teman teman yang saling mendukung, lingkungan yang saling mendukung. Jadi bukan hanya faktornya, bukan hanya sekedar internal, tapi perlu faktor eksternal,” ucapnya.
Ia mengungkapkan bahwa pengalaman mengikuti bahtsul masail di pondok pesantren juga menjadi bekal yang berharga untuk mengikuti kegiatan MQKN 2023. Ia menceritakan bahwa tidak ada persiapan apapun untuk mengikuti kegiatan MQKN 2023, di pondok pesantren tetap belajar seperti biasa, tidak ada waktu senggang, waktunya belajar tetap belajar, waktunya musyawarah tetap musyawarah.
“Delegasi lomba sejak tingkat kabupaten itu tidak diberi waktu senggang, tetap disamakan dengan yang lain sehingga saya tetap wajib musyawarah, wajib belajar, wajib sekolah. Pas di provinsi, setelah di provinsi saya juga sambil tetap mengikuti kegiatan di pesantren,” pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua