Surabaya, NU Online
Untuk menyasar kaum milenial, komunitas ‘Ruqyah 4 Dimensi’ untuk pertama kalinya diluncurkan di Surabaya. Kegiatan dilaksanakan di Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, sekaligus mengadakan ruqyah massal yang diikuti ratusan peserta.
Ruqyah 4 dimensi lahir dari kegelisahan para praktisi ruqyah di Surabaya. Banyak ajaran ruqyah yang disalahgunakan. Ruqyah dianggap mengusir jin dan identik dengan makhluk halus seperti setan.
"Kami hadir memberikan pemahaman kepada generasi milenial bahwa ruqyah bukan seperti itu," kata Gus Mafrohul Walidein saat mengisi ruqyah 4 dimensi di Masjid Rahmat Kembang Kuning Surabaya, Ahad (26/1).
Sebelum ruqyah massal dimulai untuk mewujudkan rasa kepedulian yaitu terlebih dahulu panitia memberikan santunan kepada 20 yatim piatu. Selain itu ada prosesi potong tumpeng sebagai tanda peluncuran gerakan ruqyah 4 dimensi.
"Dengan lahirnya ruqyah 4 dimensi ini diharapkan generasi muda tidak salah tangkap dan memiliki konotasi negatif terkait ruqyah," kata Sofwan selaku ketua panitia.
Gus Ong atau Gus Mufrohul Walidein mengatakan ruqyah 4 dimensi berbeda dengan ruqyah pada umumnya. Yakni menggabungkan antara bacaan ruqyah dan hipnoterapi.
"Kalau ada orang sakit psikis karena banyak pikiran, maka bukan ruqyah solusinya. Generasi milenial harus memahami hipnoterapi," ungkapnya.
Dengan ruqyah 4 dimensi ini, ruang gerak dan targetnya adalah generasi milenial. Meski demikian bacaan dan thariqahnya tetap pada Nahdlatul Ulama.
Gus Ong mengatakan ruqyah 4 dimensi ini lebih mengutamakan bacaan dan pengobatan, bukan reaksi seperti kesurupan, muntah dan sebagainya. Jika itu ada reaksi muntah atau kesurupan ruqyah 4 dimensi tidak kemudian mengklaim itu ada makhluk lain yang mengganggu.
Gabungan ruqyah dengan hiptoterapi membawakan dampak positif bagi tubuh. Ketika tubuh merasakan sesuatu yang aneh maka pilihannya bisa diruqyah ataupun dihipnoterapi. Apalagi sakitnya karena kebiasaan disfungsional, kecemasan, sakit sehubungan stres, manajemen rasa sakit, dan perkembangan pribadi.
Peluncuran dan ruqyah juga dihadiri KH Thobary Syadili Ketua Umum Harbetara yang juga Wakil Ketua Lembaga Dakwah PBNU.
Kontributor: Rof Maulana
Editor: Ibnu Nawawi