Nasional

Sejumlah Lembaga dan Nama Pejabat Dicatut untuk Tipu Pesantren

Selasa, 9 Februari 2021 | 06:00 WIB

Sejumlah Lembaga dan Nama Pejabat Dicatut untuk Tipu Pesantren

Ilustrasi pondok pesantren. (Foto: NU Online)

Pringsewu, NU Online

Para penipu bantuan pesantren yang berkeliaran di beberapa daerah, mencatut nama lembaga dan pejabat pemerintah dalam melancarkan modusnya. Modus ini dilakukan agar target atau korban lebih yakin, bahwa bantuan fiktif yang diinformasikan benar adanya dan kemudian masuk dalam perangkapnya.


Seperti yang terjadi di Kabupaten Pringsewu, Lampung, para penipu mencatut banyak nama mulai dari Camat, Ketua DPRD, sampai Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung. Dengan modus ini, mereka sudah berhasil mengelabuhi pengurus pesantren untuk mentransfer sejumlah uang.


Di Kabupaten Pringsewu, sudah banyak pesantren yang dihubungi oleh para penipu ini, namun tidak semua pesantren terkelabuhi oleh mereka. Ada pengurus pesantren yang langsung sigap dan menyadari bahwa orang yang menghubunginya merupakan penipu. Ada juga yang langsung mengkonfirmasi kepada pihak terkait ataupun Rabitah Maahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Pringsewu sehingga bisa terhindar dari penipuan.


Seperti dilakukan Ahmad Zainuddin, salah seorang Pengurus Pesantren Nurul Yakin Kecamatan Pardasuka saat dihubungi penipu yang mengaku dari Bank Indonesia. Penipu tersebut mengaku akan menyalurkan bantuan sebesar 100 juta rupiah untuk pesantrennya dengan syarat mengirimkan nomor rekening  dan KTP miliknya. 


Ia dihubungi penipu tersebut pada Jumat (5/2) lalu yang akan segera mentransfer dana bantuan yang disebut sebagai Dana Alokasi Umat. Penipu tersebut juga meminta kehadiran perwakilan pesantren untuk serah terima secara simbolis di Kanwil Kemenag Provinsi Lampung pada Senin (8/2). 


Kecurigaan Zainuddin muncul saat mengetahui persyaratan yang dibutuhkan untuk dana yang besar itu hanya nomor rekening dan KTP saja. Melihat gelagat tidak wajar ini, akhirnya ia berkomunikasi dengan RMINU dan akhirnya selamat dari penipuan.


Modus minta imbalan


Berdasarkan data yang dikumpulkan NU Online, bukan hanya di Pringsewu kasus ini terjadi. Beberapa pesantren di Lampung juga pernah dihubungi oknum penipu bahkan pesantren di pulau Jawa. Modusnya penipuannya pun terbilang baru.


Awalnya penipu menghubungi pihak pesantren dan mengaku dari pemerintah daerah. Kemudian penipu meminta nomor rekening resmi pesantren yang akan digunakan untuk mentransfer dana bantuan. 


Penipu meminta nomor rekening resmi atas nama pesantren karena biasanya rekening tersebut tidak menggunakan SMS ataupun Internet Banking. Sehingga tidak ada notifikasi (pemberitahuan) jika ada dana yang masuk ke rekening dan tidak bisa dicek langsung keadaan saldonya. Namun jika tidak ada, penipupun mempersilahkan rekening siapa saja dari pengurus pesantren.


Tak lama, penipu akan mengirimkan foto bukti/slip transfer palsu yang tertulis bahwa dana bantuan telah ditransfer ke nomor rekening pesantren. Jumlahnya bervariasi mulai dari puluhan juta sampai ratusan juta rupiah.


Setelah itu, oknum penipu ini meminta pesantren untuk mentransfer dana dalam jumlah tertentu, dengan alasan untuk membantu anak yatim piatu. Dana yang diminta berkisar 10 persen dari jumlah dana fiktif yang dikirimkannya.


Imbauan berhati-hati


Menghindari penipuan berlanjut, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pringsewu juga mengimbau para pengasuh, pimpinan, ataupun pengurus pesantren untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi melalui Rabitah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama sebagai asosiasi pesantren NU. 


Dengan komunikasi yang terjalin baik dengan RMINU, maka informasi yang berkembang bisa didiskusikan dan disikapi bersama. Jika pesantren tidak melakukan komunikasi dengan pesantren lain maka peluang untuk tidak menerima informasi valid juga tinggi. 


"Kalau sering kumpul, komunikasi, berbagi informasi, maka pesantren akan lebih kuat dan tidak mudah terperdaya oleh modus-modus penipuan," kata Katib Syuriyah PCNU Pringsewu KH Auladi Rosyad, Senin (8/2). 


Persatuan di antara pesantren juga bisa diperkuat dan ditindak lanjuti dengan berbagai kegiatan dan program terpadu antar pesantren. "Semoga bisa menambah kekeluargaan antar pesantren dan mampu menemukan inovasi untuk pengembangan pesantren lebih baik," pungkasnya.


Pewarta: Muhammad Faizin

Editor: Fathoni Ahmad