Silaturahim ke Pondok Buntet, Menag: Pesantren Pusat Pembentukan Karakter
NU Online · Kamis, 13 November 2025 | 10:30 WIB
Cirebon, NU Online
Menteri Agama Nasaruddin Umar bersama rombongan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melakukan silaturahmi ke Pesantren Buntet Cirebon, Jawa Barat, Rabu (12/11/2025).
Sesepuh Pondok Buntet Pesantren Cirebon KH Adib Rofiuddin Izza bersama dewan sepuh dan segenap pengasuh menyambut kunjungan rombongan Kemenag tersebut.
Dalam kunjungan ini, Menag menegaskan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang membentuk karakter santri dengan kemandirian dan kebangsaan.
“Pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat pembentukan karakter, kemandirian, dan kebangsaan. Maka, sudah selayaknya pesantren mendapatkan perhatian yang lebih besar, baik dari sisi pendanaan, fasilitas, maupun kebijakan pembangunan,” katanya.
Karenanya, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem pesantren, baik dari sisi infrastruktur, tata kelola kelembagaan, maupun pembinaan karakter santri yang berwawasan moderat dan ramah anak.
“Kementerian Agama kini sudah membentuk Direktorat Jenderal Pesantren. Ini adalah langkah strategis agar pengelolaan dan penguatan pesantren bisa dilakukan secara lebih fokus, sistematis, dan terukur,” ujarnya.
Keberadaan Ditjen Pesantren, menurutnya, menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menjadikan pesantren sebagai salah satu pilar utama pendidikan nasional.
Menag juga menyoroti pentingnya menciptakan pesantren dengan lingkungan belajar yang ramah anak. Pesantren harus menjadi rumah kedua yang penuh kasih sayang, tempat tumbuhnya generasi yang cerdas secara spiritual, intelektual, dan emosional.
"Karena itu, Kemenag mendorong pengembangan pesantren ramah anak agar proses pendidikan tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan dan keadaban,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa penguatan pesantren bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga peningkatan kapasitas pengasuh dan santri.
“Pesantren hari ini harus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Santri harus melek teknologi, paham lingkungan, dan siap bersaing secara global tanpa kehilangan akar spiritualnya. Itulah arah pembinaan yang sedang kami dorong,” ujarnya.
Menag menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengasuh dan keluarga besar Pesantren Buntet yang telah menjaga tradisi keilmuan dan keislaman dengan penuh dedikasi.
“Pesantren seperti Buntet inilah yang menjadi benteng moral bangsa. Saya berharap sinergi antara Kemenag dan pesantren terus diperkuat agar cita-cita mencetak generasi berakhlak dan berilmu dapat terwujud,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menyalurkan bantuan senilai Rp150 juta dan sarana prasarana pembelajaran untuk pengembangan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Buntet Pesantren yang tengah dalam proses peralihan menjadi Institut Agama Islam Buntet Pesantren.
Hubungan dengan Buntet
Menag menceritakan kedekatannya dengan KH Nahduddin Abbas saat pernah bersama di London, Inggris. Ia juga didapuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melepas jenazah Almarhum KH Abdullah Abbas di Masjid Agung Buntet Pesantren pada 10 Agustus 2007 lalu saat ia menjadi Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag.
Karenanya, ia juga menyampaikan bahwa Kemenag mendukung pengusulan Kiai Abbas Abdul Jamil sebagai pahlawan nasional. Sebab, Nasaruddin mengetahui betul kiprah Kiai Abbas sebagai seorang pendidik, ulama, sekaligus pejuang di medan pertempuran.
Sementara itu, Kiai Adib juga menyampaikan bahwa ia bersama Nasaruddin duduk bersama di dewan syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masa khidmah 2004-2010 di bawah kepemimpinan KH MA Sahal Mahfudz. Saat itu, Kiai Adib menjadi salah satu rais syuriyah, sedang Nasaruddin menjadi katib aam.
Hadir pada pertemuan itu, Dewan Sepuh KH Ahmad Mursyidin, KH Amiruddin Abkari, KH Tajuddin Zen, KH Subkhi Mutaad, dan KH Aris Ni'matullah, bersama segenap pengurus Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Buntet Pesantren. Hadir pula dzuriyah KH Abbas Abdul Jamil, antara lain Nyai Hj Ani Yuliani, Nyai Hj Faizah, Nyai Hj Aan Muzayyanah, KH Muhammad Abdullah Abbas, dan KH Ade Muhammad Nasihul Umam.
Terpopuler
1
Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU Hadir Silaturahim di Tebuireng
2
Khutbah Jumat: Kerusakan Alam dan Lalainya Pemangku Kebijakan
3
Pesantren Tebuireng Undang Mustasyar, Syuriyah, dan Tanfidziyah PBNU untuk Bersilaturahmi
4
Khutbah Jumat: Mari Tumbuhkan Empati terhadap Korban Bencana
5
20 Lembaga dan Banom PBNU Nyatakan Sikap terkait Persoalan di PBNU
6
KH Said Aqil Siroj Usul PBNU Kembalikan Konsesi Tambang kepada Pemerintah
Terkini
Lihat Semua