Nasional

Sosok Joko Tingkir Sesungguhnya Menurut Lesbumi PBNU

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 19:34 WIB

Sosok Joko Tingkir Sesungguhnya Menurut Lesbumi PBNU

Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Jadul Maula. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online

Nama Joko Tingkir tengah menjadi perbincangan masyarakat. Pasalnya, namanya menjadi sampiran pada sebuah lagu dangdut koplo. Joko Tingkir memiliki nama kecil Mas Karebet. Ia adalah nama muda dari Sultan Hadiwijaya, seorang Sultan dari Kerajaan Pajang.


Hal itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Jadul Maula kepada NU Online pada Sabtu (20/8/2022).


Kiai Jadul, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa Joko Tingkir pada awalnya mengabdi kepada Kesultanan Demak sebagai Lurah Wiratamtama.


"Sebelumnya, Joko Tingkir mengabdi ke Kesultanan Demak sebagai Lurah Wiratamtama dan kemudian menjadi menantu dari Sultan Trenggono," jelasnya.


Lebih lanjut, Kiai Jadul menerangkan bahwa Joko Tingkir adalah putra dari Ki Kebo Kenanga (Ki Ageng Pengging II) dan cucu Adipati Andayaningrat (Ki Ageng Sepuh). "Adipati Andayaningrat masih keturunan Prabu Brawijaya V (Raja Majapahit)," jelasnya.


Tentu saja, lanjut Kiai Jadul, Joko Tingkir adalah seorang santri. Ayahnya merupakan murid Syekh Siti Jenar, sedangkan Joko Tingkir berguru pada Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus.


"Diriwayatkan pula beliau berguru kepada Ki Ageng Selo dan Ki Ageng Banyubiru," imbuh kiai budayawan kelahiran Pekalongan 3 September 1969 itu.


Pelanjut Walisongo

Kiai Jadul menjelaskan bahwa Kesultanan Pajang melanjutkan usaha Walisongo di Demak dalam dakwah menyebarkan dan mengembangkan agama Islam, terutama ke Selatan wilayah pedalaman dan ke Jawa Timur.


Lebih lanjut, ia menyebut bahwa seni Shalawat Rodat adalah media dakwah yang berkembang pada era Kesultanan Pajang ini. Ketika Kesultanan Mataram Islam mulai tegak di wilayah Yogyakarta sekarang, Sultan Hadiwijaya atau Joko Tingkir ini lebih berkonsentrasi pada perintisan dakwah Islam tidak melalui kekuasaan politik, tetapi melalui jalur pendidikan.


Oleh karena itu, Kiai Jadul menyebut bahwa sosok Joko Tingkir merupakan teladan dalam mengabdi kepada masyarakat melalui pengetahuan dan pengembangan budaya.


"Bagi generasi sekarang, Joko Tingkir adalah teladan bagaimana berjuang menempa kemampuan diri dan penguasaan ilmu pengetahuan, menjaga kedaulatan bangsa melalui berbagai jalur pengabdian, baik politik maupun kebudayaan," pungkasnya.


Pewarta: Syakir NF
Editor: Muhammad Faizin