Suhu Ekstrem di Arab Saudi, Jamaah Haji Indonesia Diingatkan Tetap Jaga Kesehatan
Sabtu, 10 Juni 2023 | 15:00 WIB
Kondisi cuaca panas di Arab Saudi mempengaruhi kesehatan jamaah haji, terutama para lansia. (Foto: MCH)
Suci Amaliyah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU), M. Ali Yusuf meminta jamaah haji Indonesia tetap jaga kesehatan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem di Arab Saudi. Pasalnya, perbedaan suhu yang ekstrem antara Tanah Air dengan Arab Saudi berpengaruh pada kondisi fisik dan kesehatan Jamaah Indonesia.
Mengingat suhu rata-rata di Arab Saudi saat musim haji sekitar 43°C dengan kelembaban kurang dari 30 persen. Berbeda jauh dengan di Indonesia yang rata-rata panas 33-35°C dengan kelembaban di atas 60 persen. Situasi ini dapat menyebabkan jamaah haji tidak berkeringat meski panas menyengat.
"Padahal keringat merupakan mekanisme untuk pertahanan tubuh melawan panas dengan membuat permukaan kulit menjadi lebih dingin," kata Ali kepada NU Online, Sabtu (10/6/20233).
Cuaca panas ekstrem di Saudi ini menimbulkan beberapa persoalan bagi kesehatan jamaah haji Indonesia. Pertama, dehidrasi. Dilansir dari laman Kemenkes, rendahnya kelembaban udara di Saudi sering kali membuat jamaah haji tak merasa langsung haus ketika beraktivitas di luar ruangan. Pusing menjadi salah satu gejala yang kerap dialami jamaah saat dehidrasi.
Kondisi dehidrasi juga dapat membahayakan jamaah Lansia karena banyak di antaranya yang mengalami gangguan persepsi haus. Sensasi haus pada lansia sedikit lambat sehingga ketika ia merasa haus artinya lansia berada dalam keadaan dehidrasi berat.
Akibat dari kondisi ini, jamaah haji disarankan agar minum 250 ml air setiap 1 jam sekali dan dilakukan bertahap, seperti sekali minum cukup dua atau tiga teguk air. Hal ini dapat mencegah tenggorokan kering sehingga tidak memicu batuk dan mencegah dehidrasi.
Kedua, Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) menjadi penyakit yang kerap muncul akibat cuaca panas di Madinah. Gejala dari penyakit ini ditandai dengan batuk. Udara kering di Saudi dapat menyebabkan lapisan di dalam mulut dan hidung menjadi kering sehingga memicu terjadinya batuk.
Ketiga, heat stroke. Ini adalah penyakit gangguan organ, baik otak, jantung hingga ginjal, karena suhu sehingga membuat seseorang mengalami kondisi seperti pasien stroke.
Pencegahan heat stroke sama halnya dengan heat exhaustion. Apabila telah mengalami gejala heat exhaustion, segeralah menuju tempat teduh lalu basahi kepala dengan air. Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi heat stroke tidak dapat dihindari dan perlu dirujuk ke rumah sakit.
Ali berpesan jamaah haji Indonesia menjaga kesehatan agar penyakit yang kerap muncul dan dialami jamaah haji bisa dihindari. Di antaranya konsumsi vitamin dan suplemen.
"Salah satu tip yang perlu dilakukan adalah sering minum air putih, kemudian membawa payung, masker, serta spray air untuk disemprotkan ke wajah dan kulit jika sewaktu-waktu diperlukan untuk mengurangi dampak keterpaparan panas," jelasnya.
Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua