Tentang ‘Gerakan Goceng’ PMII untuk Kongres Ke-20 di Balikpapan
Senin, 13 Januari 2020 | 21:00 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Koordinator Nasional Gerakan ‘Goceng untuk Kongres’ M Chabib Alwi menuturkan, penggunaan pecahan lima ribu rupiah atau goceng pada gerakan kemandirian ekonomi PMII semata untuk menghormati sosok KH Idham Khalid.
Kiai Idham Khalid merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 1956-1984. Selain sebagai tokoh agama, Kiai Idham termasuk tokoh berpengaruh di Indonesia, dia pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda.
Kemudian, pernah menjabat sebagai Ketua MPR dan Ketua DPR dan tepat pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik Indonesia, mengabadikan beliau di pecahan uang kertas rupiah baru, pecahan Rp 5.000
“Kita pakai ‘Goceng’ itu salah satunya itu penghormatan kepada Kiai Idham Chalid, beliau guru politik-ekonomi. Mengapa harus Goceng untuk Kongres adalah kita sangat hormat kepada KH Idham Chalid,” kata Chabib Alwi kepada NU Online, Senin (13/1) sore.
Nantinya, lanjut Chabib, PB PMII mengintruksikan kepada seluruh pengurus di semua tingkatan dari mulai pengurus Rayon sampai dengan Pengurus Besar untuk menggalang dana lima ribu rupiah per kader. Selain itu, penggalangan Goceng untuk Kongres juga berlaku untuk alumni PMII dan keluarga besar Nahdlatul Ulama.
“Di PB sudah dikumpulkan kemarin cuma belum dihitung. Di daerah-daerah baru mau dimulai, karena surat intruksinya saja belum dikirim. Targetnya pada penghimpunan Goceng untuk Kongres ini maksimal Rp 2 milliar dan minimal Rp 1 milliar,” ucapnya.
Ia optimis gerakan itu akan terwujud dan terlaksana dengan baik, jika 250 cabang, 1.313 Pengurus Rayon dan 634 Pengurus Komisariat dapat melakukan gerakan-gerakan secara masif. Jika dalam satu cabang sudah mampu mengumpulkan dana Rp 5 juta saja, maka yang akan terkumpul adalah 1 milliar 250 rupiah.
“Jadi gerakan Goceng untuk Kongres untuk mewjudkan kemandirian ekonomi, semangat gotong royong. Kongres ini membutuhkan finansial banyak. Paling tidak, kader-kader juga terlibat dalam finansial. Kongres kali ini memang kami ingin ada suasana riang gembira, Kongres yang disukseskan bareng-bareng,” tuturnya.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua