Nasional

Tips Cegah Kekerasan terhadap Anak Menurut Konselor Keluarga

Senin, 23 September 2024 | 11:00 WIB

Tips Cegah Kekerasan terhadap Anak Menurut Konselor Keluarga

Ilustrasi kekerasan anak. (Foto: Freepik)

Malang, NU Online

Konselor keluarga dan Dosen Universitas Hasyim Asy'ari, Asriana Kibtiyah menjelaskan tips praktis mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak, laki-laki maupun perempuan.


Langkah terpenting, menurutnya, memberikan petunjuk kepada anak tentang tempat yang harus dikunjungi ketika merasa tidak nyaman, seperti kantor Polisi, Komnas Perlindungan Anak, kantor desa, dan lain sebagainya.


"Pastikan anak mengetahui tempat yang aman untuk dikunjungi ketika membutuhkan bantuan," katanya dalam webinar Komnas Perlindungan Anak Jawa Timur, Ahad (22/9/2024). 


Langkah selanjutnya, mintalah anak membawa dan menghafalkan nomor telepon penting seperti nomor kedua orang tua, polisi, satpam, dan orang terpercaya lainnya. 


Hal tak kalah penting, kata Asriana, ajarkan anak untuk mengenali keluarga, tetangga, kawan, dan menciptakan sikap saling menjaga lalu tidak mudah percaya kepada seseorang. Karena orang berpendidikan belum tentu terdidik. 


"Kebanyakan kasus kekerasan pada perempuan dan anak terjadi di keluarga dan orang terdekat dari keluarga serta lingkungan. Ini perlu diperhatikan khusus," ungkapnya. 


Perempuan yang akrab disapa Bunda Ana ini menambahkan, langkah selanjutnya untuk mengantisipasi terjadi kekerasan yaitu komunikasi yang baik antara orang tua dan anak. Sehingga ketika anak meras terancam, ia bisa menghubungi orang terdekat yang aman. 


Anak juga diminta untuk segera melaporkan sesuatu yang mencurigakan dan potensi terjadinya kejahatan. "Pastikan anak tahu di mana Anda berada dan bagaimana menghubungi Anda," katanya. 


Bunda Ana juga menyarankan orang tua dan anak untuk terlibat dalam aktivitas atau sukarelawan anti kekerasan seksual. Dengan begitu, anak akan memiliki kemampuan dasar mengantisipasi kekerasan seksual. Anak juga memiliki banyak sahabat yang paham cara mengantisipasi kekerasan seksual. 


"Anak perlu diberikan kemampuan untuk menjaga diri, kemandirian, karena tidak setiap waktu orang baik berada di sekitar anak," ingatnya. 


Ia menambahkan, orang tua dan orang dewasa sekitar anak juga perlu mengajari untuk memiliki kebiasaan menjaga keselamatan diri dan selalu ketahui di mana anak berada.


Lalu pilih lah aktivitas yang masuk akal dapat karena bisa mengurangi resiko dan ajari anak menjaga sopan santun.

 

"Orang tua harus jadi model yang baik, temukan cara menyelesaikan perselisihan tanpa kekerasan. Jangan sampai orang tua menjadi pelaku utama. Karena berdasarkan data, kekerasan di keluarga sangat tinggi," tandasnya.