Penting untuk mengajarkan anak bagaimana etika ketika mau batuk dan bersin terlebih ketika bersama dengan orang lain.
Muhammad Faizin
Kontributor
Jakarta, NU Online
Mulai tahun ajaran baru, Juli 2021, pemerintah mendorong sekolah untuk menggelar tatap muka secara terbatas bagi zona hijau dan kuning. Keputusan ini diikuti dengan Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran untuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUDdikdasmen) di Masa Pandemi Covid-19.
Pembelajaran tatap muka ini menjadi cara untuk menghindari risiko-risiko, baik jangka pendek maupun jangka panjang yang akan muncul akibat pembelajaran daring atau jarak jauh. Mendikbudristek, Nadiem Anwar Makarim tegas mengatakan bahwa tak ada tawar-menawar yang bisa dilakukan demi pendidikan.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas pun menyebut bahwa pembelajaran tatap muka merupakan pilihan cara yang paling efektif untuk mengatasi ketimpangan dalam hal kesiapan infrastruktur dan jaringan IT, kesiapan silabus dan kurikulum darurat. Tatap muka juga mengurangi ketimpangan kesiapan dan budaya serta literasi digital guru dalam menjalankan pembelajaran jarak jauh di masa pandemi ini.
Namun semua keputusan pembelajaran tatap muka yang bakal dilakukan ini bermuara pada orang tua. Artinya ketika orang tua tidak mengizinkan anaknya untuk belajar tatap muka, maka siswa bisa tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh.
Agar pembelajaran tatap muka dapat berjalan dengan baik, semua elemen terkait harus saling mendukung dan mengingatkan bahwa keselamatan jiwa menjadi yang paling utama. Khusus sekolah dan orang, mereka harus saling bersinergi agar sekolah tatap muka aman dan orang tua merasa nyaman serta tenang.
Berikut tips yang bisa diaplikasikan bagi sekolah dan orang tua dan juga termuat pada Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19:
Sekolah
Hal yang perlu diperhatikan sekolah dalam tatap muka di tengah pandemi adalah secara konsisten dan terstruktur menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Apalagi di tengah pandemi Covid-19 yang sudah berjalan dua tahun ini, ada kecenderungan masyarakat mulai abai dan kendor dalam penerapan protokol kesehatan.
Sekolah juga harus memastikan tata letak ruangan khususnya ruang kelas yang memenuhi kriteria protokol kesehatan dengan sirkulasi udara dalam kelas yang memadai. Beberapa lokasi di sekolah juga perlu diberikan tanda atau peringatan khusus agar jalur-jalur dan tidak terjadi penumpukan masa di tempat-tempat tersebut.
Sarana dan prasarana protokol kesehatan juga penting untuk disediakan seperti sarana sanitasi, kebersihan dan peralatan prokes di antaranya thermogun, peralatan cuci tangan, dan masker. Pihak sekolah tidak boleh kendor mengingatkan warga sekolah untuk terus menjaga diri dan menghindari kontak fisik.
Sekolah juga harus menyiapkan satuan tugas penanganan Covid-19 yang terus memantau perkembangan yang terjadi dan melakukan tindakan segera apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. Pendidik dan para siswa dalam hal ini dapat dilibatkan menjadi bagian dari tim yang sekaligus menjadi contoh dalam menerapkan protokol kesehatan.
Orang Tua
Jika orang tua mengizinkan putra-putrinya melakukan pembelajaran tatap muka, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengecek kondisi kesehatan anak secara berkala. Yakinkan juga mereka dapat menjaga diri selama berangkat sampai pulang dari sekolah. akan lebih aman dan nyama orang tua mengantar dan menjemputnya ke sekolah dengan tidak menggunakan kendaraan umum.
Mengajarkan kepada anak untuk senantiasa menjaga kesehatan dan kebersihan juga penting untuk disampaikan di antaranya dengan mengingatkan mereka untuk tidak melepas masker, menyentuh wajah, dan senantiasa mencuci tangan. Beberapa perlatan protokol kesehatan juga perlu dibawa secara pribadi di antaranya hand sanitizer atau masker cadangan.
Penting juga untuk mengajarkan anak bagaimana etika ketika mau batuk dan bersin terlebih ketika bersama dengan orang lain. Orang tua perlu terus mengingatkan anak untuk menjaga kesehatan diri dan orang lain.Semua ikhtiar ini harus terus dilakukan secara konsisten dengan terus mengingatkan bahwa pandemi Covid-19 belum berlalu.
Tatap muka terbatas ini diharapkan oleh pemerintah tidak menjadi pemicu berkembanganya Covid-19. Presiden pun telah menginstruksikan untuk pembelajaran tatap muka terbatas ini dilakukan maksimal dua hari dalam sepekan dengan durasi per harinya maksimal dua jam.
Pembelajaran tatap muka ini juga harus dilakukan secara ekstra hati-hati dengan kehadiran siswa dibatasi yakni maksimal 25 persen dari jumlah murid yang ada. Persyaratan lain yang ditentukan adalah sudah tervaksinasinya seluruh tenaga pendidik dan kependidikan sebelum tahun ajaran baru 2021.
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua