Jakarta, NU Online
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend mengatakan Uni Eropa dan Indonesia bersama melawan paham radikalisme dan ekstrimisme yang disertai dengan kekerasan.
"Uni Eropa ingin tetap mengadakan kerja sama dengan Indonesia baik lewat kerja sama bilateral maupun G-20 mengenai berbagai permasalahan global, serta kerja sama berbagai bidang seperti bidang ekonomi, lingkungan hidup dan upaya menciptakan perdamaian, kestabilan di seluruh dunia serta memerangi kekerasan dan ekstrimisme," kata Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guerend saat jumpa pers "Bulan Eropa 2016" di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan penting melawan radikalisme dan ekstrimisme demi menciptakan perdamaian dan kestabilan wilayah.
Kepala Politik, Pers, dan Informasi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Julio Arias mengatakan Uni Eropa dan Indonesia bekerja sama dalam kegiatan mendorong toleransi kebebasan beragama.Â
"Uni Eropa memiliki proyek kerja sama dengan pesantren untuk membantu mengembangkan kurikulum untuk menegakkan toleransi," ujarnya.
Selain itu, ia mengatakan Uni Eropa juga bekerja sama dengan Nahdatul Ulama untuk mengembangkan toleransi dalam rangka pengembangan Islam Nusantara.Â
Kemudian, Kepala Kerja Sama ("Head of Cooperation") Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Franck Viault menambahkan Uni Eropa dan Indonesia juga bekerja sama dalam bidang demokrasi dan hak asasi manusia.
Ia mengatakan laporan tahunan kerja sama Uni Eropa dan Indonesia akan disampaikan dalam peluncuran "Blue Book" Uni Eropa-Indonesia 2016 pada 11 Mei 2016.
Peluncuran buku itu sebagai rangkaian kegiatan "Bulan Eropa" dalam rangka memperingati berdirinya Uni Eropa, yang berisikan berbagai proyek kerja sama Uni Eropa dan Indonesia seperti di bidang pendidikan, pengembangan masyarakat madani, hak asasi manusia dan pembangunan berkesinambungan.
Setelah peluncuran, Uni Eropa dan perwakilan pemerintah Indonesia serta pihak lain seperti komunitas masyarakat, komunitas internasional dan mahasiswa akan menghadiri diskusi panel tentang tata kelola pemerintahan yang baik yang bertemakan "Promoting good governance: transparency and accountability". (Antara/Mukafi Niam)