Nasional

Unusia dan PPATK Dorong Generasi Muda Tolak Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

NU Online  ·  Jumat, 7 November 2025 | 14:00 WIB

Unusia dan PPATK Dorong Generasi Muda Tolak Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme

Diskusi Unusia dan PPATK mengenai pencucian uang di Jakarta, Kamis (6/11/2025). (Foto: Unusia)

Jakarta, NU Online

 

Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) bersama Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menggelar Diskusi Kontemporer GEMA APUPPT (Gerakan Muda Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme) di Kampus Unusia, Matraman, Jakarta Pusat, pada Kamis, (6/11/2025).

 

"Kegiatan ini menjadi momentum penting bagi perguruan tinggi dan lembaga negara untuk memperkuat literasi keuangan serta menumbuhkan kesadaran generasi muda dalam menolak segala bentuk tindak pidana pencucian uang (TPPU) dan pendanaan terorisme (TPPT)," tulis keterangan yang diterima NU Online pada Jumat (7/11/2025).

 

Pengajar Fakultas Hukum Unusia, Ahsanul Minan, menjelaskan bahwa tindak pidana pencucian uang bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga bentuk penyimpangan moral karena menyamarkan harta hasil kejahatan. 

 

"Dalam pandangan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), menjaga kehalalan harta (hifdz al-maal) merupakan bagian dari ibadah sosial, sehingga pencegahan pencucian uang menjadi tanggung jawab moral bersama," jelasnya.

 

Sementara itu, Plt Rektor Unusia Syahrizal Syarif menyampaikan pentingnya pendekatan edukatif dalam menghadapi ancaman pencucian uang. Menurutnya, kampus bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga benteng moral yang menanamkan kesadaran hukum dan tanggung jawab sosial.

 

“Generasi muda harus menjadi bagian dari solusi, bukan korban dari sistem keuangan yang disalahgunakan,” ujarnya di hadapan peserta.

 

Lebih lanjut, Kepala Pusat Pemberdayaan Kemitraan APUPPT Supriadi menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk perguruan tinggi, dalam memperkuat sistem anti pencucian uang.

 

Sementara itu, Direktur Pengawasan Kepatuhan Penyedia Barang dan Jasa dan Profesi Lainnya Sri Bagus Arrosyid menilai, mahasiswa memiliki peran strategis sebagai agen perubahan untuk membangun budaya integritas finansial di era digital.

 

Sementara itu, Senior Investment Specialist PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Yulia mengajak mahasiswa memahami dunia investasi secara benar dan beretika. Ia mengingatkan bahwa banyak praktik pencucian uang bermula dari penipuan investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. 

 

"Pentingnya memverifikasi legalitas perusahaan investasi dan tidak mudah tergoda oleh promosi menyesatkan di media sosial," jelasnya.

 

Diskusi ini diikuti ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas yang aktif membahas mekanisme pelaporan transaksi mencurigakan, pencegahan TPPU, dan dampak sosial kejahatan finansial.

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang