Emha Nabil Haroen
Kolomnis
Membaca kitab "Taisir al-Wushul ila 'Ilm al-Ushul" karya KH ‘Afifuddin Muhajir adalah pengalaman yang mengingatkan saya pada kehangatan masa-masa menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Sebagai seorang alumni, saya terbiasa dengan metode pengajaran yang mendalam namun kerap kali menuntut ketekunan tinggi, khususnya dalam bidang ushul fiqh yang oleh banyak santri dianggap sebagai ilmu yang sulit dipahami.
Ushul fiqh memang kompleks; ia adalah ilmu yang menggali dasar-dasar penetapan hukum dalam Islam, sebuah disiplin yang menuntut ketajaman intelektual dan kesungguhan hati. Namun, kitab ini menghadirkan kesegaran tersendiri, dengan janji dan realisasi kemudahan yang tak biasa ditemukan dalam kitab-kitab klasik lainnya.
Sebuah Terobosan dalam Penyederhanaan Ushul Fiqh
Kiai Afifuddin Muhajir, melalui kitab ini, seolah membuka pintu yang sebelumnya tampak tertutup rapat. Judulnya, "Taisir al-Wushul ila 'Ilm al-Ushul," yang berarti "Memudahkan Pencapaian Ilmu Ushul," bukan sekadar sebuah slogan.
Beliau benar-benar mewujudkan janji ini dengan menyusun materi ushul fiqh yang rumit menjadi lebih sederhana, tanpa menghilangkan esensi dan kedalaman ilmunya. Dalam pengantar kitab, beliau menjelaskan bahwa kesulitan dalam memahami ushul fiqh sering kali bukan berasal dari konsep-konsep dasarnya, melainkan dari cara penyampaiannya yang rumit.
Oleh karena itu, beliau memilih kata-kata dan ungkapan yang lebih mudah dipahami sehingga kitab ini bisa diakses oleh berbagai kalangan, khususnya para santri pemula yang baru mendalami ushul fiqh.
Sebagai seorang santri yang pernah mengalami kesulitan dalam mempelajari ilmu ini, saya sangat mengapresiasi pendekatan yang diambil oleh Kiai Afifuddin. Beliau memiliki keberanian untuk menantang pola penyampaian tradisional tanpa mengorbankan substansi ilmu. Pendekatan ini bukan hanya memudahkan, tetapi juga mengajak pembaca untuk merasa nyaman dalam menyelami kedalaman ushul fiqh.
Struktur Sistematis yang Membimbing Pemahaman
Kitab ini disusun dalam beberapa bab yang terstruktur dengan jelas, mulai dari pengantar tentang dasar-dasar hukum Islam, jenis-jenis hukum syariat, hingga pembahasan tentang dalil-dalil syariat dan metode penarikan hukum dari dalil.
Setiap bab dibuka dengan kalimat-kalimat sederhana yang langsung mengarah pada pokok bahasan, dan ditutup dengan ringkasan yang memudahkan pembaca untuk merenungi apa yang telah dipelajari.
Struktur yang sistematis ini membawa saya pada kenangan di pesantren, di mana para guru selalu menekankan pentingnya alur berpikir dalam memahami ilmu. Kitab ini hadir bukan sekadar sebagai teks akademis, tetapi sebagai "guru pendamping" yang membimbing pembaca untuk memahami setiap langkah dengan perlahan dan mendalam. Dalam dunia pesantren, metode seperti ini sangat berharga, karena ilmu bukan sekadar hafalan, melainkan pemahaman yang harus diinternalisasi dalam diri.
Pesan Inklusivitas dan Khidmah bagi Umat
Sebagai Wakil Rais Aam PBNU dan dosen di Ma'had Aly Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, Kiai Afifuddin menulis kitab ini dengan perspektif yang sangat relevan bagi kalangan Nahdlatul Ulama.
Kitab ini tidak hanya berfungsi sebagai panduan akademis, tetapi juga sebagai bentuk khidmah yang mencerminkan nilai-nilai NU—membawa ilmu yang mendalam ke dalam jangkauan yang lebih luas, agar dapat dipahami oleh lebih banyak kalangan.
Dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, kitab ini merefleksikan prinsip inklusivitas NU yang menjunjung tinggi keterbukaan dalam penyebaran ilmu. "Taisir al-Wushul" tidak dirancang untuk menjadi buku yang eksklusif bagi mereka yang sudah ahli, tetapi justru untuk para pemula yang sedang merintis jalan.
Dengan pendekatan ini, Kiai Afifuddin memperlihatkan dedikasinya untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.
Refleksi Pribadi sebagai Santri Lirboyo
Sebagai alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, saya merasakan kehadiran kitab ini sebagai bentuk penghormatan dan kepedulian seorang ulama kepada santri-santrinya. Kiai Afifuddin Muhajir dengan tulus dan bijaksana memberikan panduan bagi mereka yang ingin menguasai ushul fiqh tanpa harus merasa terbebani dengan istilah-istilah yang sulit.
Kitab ini adalah wujud kasih sayang seorang ulama kepada umatnya, sebuah upaya untuk merangkul lebih banyak orang dalam memahami dasar-dasar hukum Islam yang agung.
Sebuah Kitab yang Menjadi Teman Belajar
Bagi para santri, "Taisir al-Wushul" bukan hanya sekadar sebuah kitab teks, tetapi "teman belajar" yang memahami kesulitan kita. Kitab ini membimbing dengan sabar, mengajak kita untuk memahami setiap bab dengan hati yang lapang. Bagi siapa pun yang merasa ushul fiqh adalah ilmu yang sulit didekati, kitab ini akan menjadi penyemangat yang mendorong kita untuk terus belajar dan mendalami ilmu ini.
Secara keseluruhan, "Taisir al-Wushul ila 'Ilm al-Ushul" adalah kitab yang tidak hanya memudahkan pemahaman, tetapi juga menghidupkan kembali semangat belajar ushul fiqh dengan pendekatan yang membumi. Kiai Afifuddin Muhajir telah membuka jalan bagi santri dan pembelajar untuk menapak dalam ilmu ushul fiqh dengan keyakinan dan ketenangan. Kitab ini adalah hadiah berharga, sebuah khidmah yang akan dikenang dan dirasakan manfaatnya oleh banyak generasi santri ke depan.
Identitas Kitab
Judul: Taisirul Wuṣhul ila ‘Ilmil Uṣhul
Penulis Kitab: KH Afifuddin Muhajir
Genre: Edukasi - Ilmu Ushul Fikih
Penerbit: LTN NU
Kota Terbit: Jakarta
Tahun Terbit: 1446 H/ 2024 M
Tebal: 70
Peresensi: Muchamad Nabil Haroen, alumnus Pondok Pesantren Lirboyo Kediri
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
3
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua