Pustaka

Kitab Tarikh Nabi Berbahasa Madura Karya Santri KH Hasyim Asy'ari

Senin, 25 Mei 2020 | 13:00 WIB

Kitab Tarikh Nabi Berbahasa Madura Karya Santri KH Hasyim Asy'ari

Di antara keunggulan kitab tipis ini terletak dari terampilnya Kiai Abdul Madjid dalam menuliskan kisah

Dalam masyarakat muslim di Nusantara, khususnya Jawa, kitab sejarah ringkas kehidupan nabi yang populer dikenal adalah kitab Khulashah Nurul Yaqin. Kitab yang ditulis oleh Syekh Umar Abdul Jabbar ini memang telah digunakan luas sebagai kitab sejarah Islam dasar yang diajarkan di pesantren dan madrasah diniyah di Indonesia.

 

Namun demikian, dalam lingkungan masyarakat Jawa Timur, khususnya masyarakat tapal kuda dan Madura, juga beredar kitab dengan judul Tarikh Nabi Muhammad. Kitab ini ditulis oleh RKH Abdul Madjid Tamim asal Pamkeasan yang kemudian bermukim di Jember, Jawa Timur. Sebagaimana telah dijelaskan di NU Online, Kiai Abdul Madjid Tamim merupakan salah seorang kiai yang produktif menulis. Ia adalah salah satu dari murid Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama.

 

Kitab Tarikh Nabi Muhammad ini merupakan salah satu karya RKH Abdul Madjid Tamim dalam bidang sejarah Islam. Kitab ini menceritakan sejarah Nabi Muhammad dari masa menjelang kelahiran sampai dengan kewafatannya. Bahasa pengantar yang digunakan dalam kitab ini adalah bahasa Madura.

 

Sebagaimana umumnya kitab-kitab dari Kiai Abdul Madjid Tamim, kitab ini ditulis menggunakan huruf Arab dengan pembacaan berbasis harakat. Ditulis dalam satu jilid setebal 152 halaman, kitab ini ditulis dalam 70 (tujuh puluh) bab. Beberapa penjelasan dari beberapa bab awal kitab tersebut adalah sebagai berkut: Setelah muqaddimah, bab pertama kitab ini dimulai dengan pembahasan kondisi masyarakat jahiliyah.

 

Bab kedua mengisahkan penyerangan raja Najasyi terhadap Ka’bah di masa kelahiran Nabi Muhammad yang diberi judul Kiai Madjid dengan “Perang Ka’bah.” Bab ketiga menjelaskan kisah kelahiran Nabi Muhammad. Bab keempat dan kelima dari kitab ini menjelaskan tentang kisah masa kecil Nabi Muhammad khususnya persitiwa pembedahan dada Nabi Muhammad oleh malaikat atas perintah Allah. Sebagaimana sejarah Islam pada umumnya, pada fase ini, kitab ini menerangkan pembedahan ini sebagai pengalaman spiritual, bukan pembedahan dalam pengertian fisik.

 

Bab keenam dalam kitab ini menceritakan tentang kewafatan ibunda Nabi Muhammad, yaitu Siti Aminah. Bab ketujuh menceritakan tentang kewafatan kakek Nabi Muhammad Abdul Muthalib. Bab kedelapan menceritakan tentang ekspedisi Nabi Muhammad ke Syam (Syiria) dalam rangka perdagangan. Dalam sesi ini, sebagaimana juga ditulis para orientalis seperti John Obert Voll dan Philip K Hitti, peristiwa perjumpaan dengan pendeta Bukhaira adalah suatu yang sangat penting. Percakapan-percakapan antara Abdul Muthalib dan Bukhaira digambarkan secara begitu jelas oleh Kiai Abdul Madjid Tamim.

 

Bab kesembilan menceritakan tentang ekspedisi Nabi Muhammad ke Syiria yang kedua kalinya. Bab kesepuluh dari kitab ini menjelaskan tentang pernikahan-pernikahan Nabi Muhammad. Inilah mungkin yang menjadi salah satu pembeda antara kitab ini dengan Khulashah Nurul Yaqin. Pembahasan mengenai pernikahan dan peperangan Nabi Muhammad dibahas dalam bab tersendiri berdasarkan urutan kronologi tahun. Dalam kitab ini penjelasan berbagai pernikahan itu diceritakan dalam satu bab saja. Sedangkan berbagai peperangan dan penaklukan penting dibahas dalam bab yang tersendiri dan terpisah.

 

 

Di antara keunggulan kitab tipis ini terletak dari terampilnya Kiai Abdul Madjid dalam menuliskan kisah. Bahasa yang disampaikan adalah bahasa yang sederhana. Penggambaran (deskripsi) begitu lengkap untuk kebutuhan masyarakat. Beberapa percakapan ditulis secara memadai. Dan silsilah nabi pun disajikan dalam bentuk diagram.

 

Selain dalam masalah bahasa pengantar, ada beberapa perbedaan lain antara kitab Tarikh Nabi Muhammad dan kitab Khulashah Nurul Yaqin. Pertama, kitab Tarikh Nabi Muhammad meskipun ditulis dalam satu jilid setebal 152 halaman, tapi ia memuat kisah sejarah Nabi Muhammad dari menjelang kelahiran sampai dengan kewafatannya. Sementara kitab Khulashah Nurul Yaqin membahasnya dalam tiga jilid kitab. Kedua, penulisan kitab Khulashah Nurul Yaqin yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan setiap akhir bab menunjukkan bahwa kitab tersebut diperuntukkan bagi pelajar. Adapun kitab Tarikh Nabi Muhammad ini tidak demikian adanya.

 

Salah satu faktor yang membedakan kedua kitab tersebut adalah mengenai sasaran pembaca keduanya. Kitab Khulashah Nurul Yaqin diperuntukkan untuk dipelajari para santri baik di pesantren maupun madrasah diniyah. Adapun kitab ini diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam suatu majelis pengajian di lingkungan Madura.

 

Kiai Abdul Majid Tamim, selain ia produktif menulis, semasa hidupnya ia dikenal aktif memberikan pengajian-pengajian di masyarakat umum di berbagai majelis masjid dan mushalla. Hal demikian itu bahkan ia lakukan baik di kota asalnya Pamekasan maupun di tempat tinggalnya, Jember. Kitab Tarikh Nabi Muhammad ini tampaknya merupakan salah satu materi yang ia sampaikan dalam berbagai majelis tersebut. Kitab sejenis ini yang merupakan hasil terjemahan Kiai Abdul Madjid ke dalam Bahasa Madura adalah kitab Dardir Mi’raj.

 

Kitab Tarikh Nabi ini sendiri diterbitkan Maktabah Salim Nabhan Surabaya, salah satu penerbit tertua di Indonesia.

 

Peresensi adalah R. Ahmad Nur Kholis, Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang

 

 

Identitas Kitab

Judul Kitab : Tarikh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Penulis : RKH Abdul Madjid Tamim

Penerbit : Maktabah Syekh Salim bin Sa’ad Nabhan

Tahun : (tanpa tahun)

Jumlah halaman : 152 halaman