M Ryan Romadhon
Kolomnis
Kajian Sirah Nabi saw merupakan penggambaran jelas mengenai sisi kehidupan dan kemanusiaan Rasulullah Muhammad saw yang menjadi contoh paling luhur serta potret paling sempurna bagi seluruh umat manusia. Hal inilah yang mendorong banyak sejarawan Muslim menulis tentang sirah perjalanan hidup Nabi Muhammad yang disuguhkan dengan berbagai macam metode dan sudut pandang.
Salah satu dari berbagai macam karya tulis mengenai sirah Nabi yang masyhur di kalangan pesantren adalah kitab Nurul Yaqin karya Syekh Muhammad Khudhari Beik. Dalam penyusunannya, ia menyuguhkan materi dan metode penulisan yang berkaitan erat dengan mata pelajaran agama lainnya. Sehingga, tidak heran jika kitab Nurul Yaqin dipakai sebagai kitab pegangan di berbagai pesantren dan madrasah diniyyah di Nusantara.
Latar Belakang Penulisan Kitab Nurul Yaqin
Dalam mukadimah kitabnya, Syekh Khudhari Beik sedikit menceritakan alasan yang menjadikannya menulis kitab dengan bernama lengkap Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin ini. Ia mengatakan bahwa semenjak masih kecil, ia telah mempunyai kegemaran membaca buku-buku sejarah tentang orang-orang zaman dahulu dan kisah-kisah tentang mereka.
Ternyata, setelah membaca buku-buku tersebut, ia menyimpulkan bahwa sejarah dan riwayat hidup mereka merupakan pelajaran yang paling baik dan guru yang paling berharga bagi manusia. Terlebih, setiap membaca buku sejarah perjalanan Nabi Muhammad saw, ia merasakan suatu kepuasan yang besar.
Hanya saja, ia merasa sangat kecewa bila mengingat banyaknya kaum Muslim yang kurang memperhatikannya, dan sedikit sekali orang yang mau menyibukkan diri dengannya. Akan tetapi, ia menyadari keengganan mereka dalam membaca sirah Nabi karena bertele-telenya buku-buku yang ditulis.
Hingga pada suatu ketika, saat ia tiba di Kota al-Manshurah, ia dipertemukan dengan Syekh Mahmud Beik Salim yang menjabat sebagai qadhi pada mahkamah kota tersebut. Setelah lama bergaul dengannya, ia mengetahui bahwa Syekh Mahmud Beik Salim adalah orang yang alim dalam masalah agama dan sangat langka tandingannya.
Syekh Khudhari sering mendengar ungkapan dan keinginan hati Syekh Mahmud Beik Salim untuk membuat suatu karya tulis tentang sejarah Nabi Muhammad saw yang tidak bertele-tele dan berbelit-belit sehingga dapat dimanfaatkan oleh kalangan awam umat Islam.
Hal ini membuat hati Syekh Khudhari tergugah, karena orang yang beliau muliakan tersebut mempunyai keinginan dan tekad yang sama dengan dirinya. Hanya saja, pada waktu itu, tekad beliau masih belum bulat untuk melaksanakan niat dan cita-cita luhur ini. Beliau menyadari bahwa merealisasikan hal tersebut tidaklah mudah dan banyak kesulitannya.
Namun, setelah sering mendengar para tokoh dan ulama al-Manshurah yang ingin adanya karya tulis dalam bidang sirah yang bermanfaat untuk segala lapisan masyarakat, Syekh Khudhari menganggap hal ini sebagai suatu keharusan yang tidak bisa dielakkan lagi.
Dengan tekad yang bulat dan penuh rasa percaya akan pertolongan Allah, serta berharap kepada-Nya agar diberikan taufik, akhirnya ia mewujudkan harapan ini sehingga tercapailah apa yang dicita-citakan. Alhamdulillah, akhirnya terciptalah karya tulis tentang sejarah Nabi Muhammad saw dengan penyajian yang mudah dipahami, runut, detail dan tidak berbelit-belit sehingga dapat bermanfaat bagi kalangan awam, dan juga dapat dijadikan bahan referensi oleh kalangan khusus.
Baca Juga
Sejarah Penulisan Kitab Sirah Nabawiyah
Sumber Penulisan Kitab Nurul Yaqin
Syekh Khudhari Beik menyusun kitab sirah ini dengan bersumberkan pada ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits shahih dari kitab Shahih Bukhari dan Muslim. Selain itu, ia juga memperkayanya dengan sumber-sumber lain yang dapat dipercaya, seperti kitab Asy-Syifa karya Imam Qadhi ‘Iyadh, kitab As-Sirah al-Halabiyyah dan Al-Mawahib al-Laduniyyah karya Imam al-Qasthalani, serta Ihya’ ‘Ulumuddin karya Imam al-Ghazali.
Syekh Khudhari kemudian merangkainya ke dalam bentuk kisah yang menarik dengan gaya bahasa yang mudah dicerna.
Isi Kitab Nurul Yaqin
Secara garis besar, kitab karya Syekh Khudhari ini dibagi menjadi tiga pembahasan utama. Pertama, memaparkan sirah (perjalanan hidup) Nabi Muhammad saw dari mulai lahir, masa kecil, masa remaja, sampai masa diangkat menjadi nabi dan rasul. Dalam pembahasan ini, ia mengawalinya dengan paparan mengenai nasab mulia Nabi Muhammad saw hingga Adnan. Beliau berpendapat bahwa mulia dan sucinya nasab adalah salah satu dari beberapa syarat menjadi nabi.
Selain itu, dalam pembahasan pertama ini, beliau juga memaparkan kisah perjalanan dakwah Nabi saw pada masa periode Makkah dan Madinah. Hebatnya, Syekh Khudhari memaparkan periode dakwah di Madinah secara runut dan detail dengan menggunakan klasifikasi tahun per tahunnya.
Kedua, memaparkan mengenai sifat (syama’il) Nabi Muhammad saw. Garis besar paparannya memuat gambaran Rasulullah dilihat dari berbagai aspek fisik, budi pekerti, barang-barang yang dipakai, perilaku keseharian, dan ibadah Nabi. Sebagian besar paparan syama’il ini beliau kutip dari kitab Asy-Syifa karya Imam Qadhi ‘Iyadh.
Ketiga, memaparkan dengan singkat berbagai mukjizat yang telah diberikan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw. Menurut Syekh Khudhari, dari berbagai mukjizat yang dikutip dari kitab Asy-Syifa, mukjizat paling agung dan paling jelas adalah al-Qur’an.
Keistimewaan dan Keunggulan Kitab Nurul Yaqin
Salah satu keistimewaan dan keunggulan kitab ini terletak pada kepiawaian penulisnya dalam membahasakan sirah Nabi saw dengan bahasa yang sederhana dan lugas. Selain itu, penulis juga menulis semua kisah Nabi saw dengan sangat detail.
Oleh karena itu, tiada suatu peristiwa penting pun yang dialami oleh Nabi saw melainkan termaktub di dalam kitab sirah ini. Untuk melengkapinya, disuguhkan juga ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits yang berkaitan dengannya.
Demikianlah ulasan singkat mengenai kitab Nurul Yaqin, sebuah kitab Sirah Nabi yang menyajikan perjalanan hidup Nabi Muhammad saw secara runut dan lengkap. Dengan membaca kitab ini, harapannya para pembaca memahami dan mendapatkan gambaran utuh mengenai kehidupan Nabi Muhammad saw sejak lahir sampai wafat, sehingga dapat meniru sifat-sifat beliau. Semoga bermanfaat dan menginspirasi. Amin. Wallahu a'lam.
Identitas Kitab
Judul: Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin
Penulis: Syekh Khudhari Beik (w. 1345 H)
Penerbit: Al-Haramain
Kota Terbit: Surabaya
Tebal: 303 halaman
Peresensi: M. Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo, Jawa Tengah.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua