Review Buku Syariah: Ekonomi Bisnis dan Bunga Bank karya Quraish Shihab
Jumat, 25 Oktober 2024 | 09:00 WIB
M Ryan Romadhon
Kolomnis
Ada gejala “syariatisasi” ke segala bidang (jasa atau benda) seraya melupakan maqashid syari‘ah (tujuan kehadiran syariat). Ada orang yang berusaha untuk menampakkan keseriusan beragama sehingga telur ayam pun diberi label halal seakan-akan binatang pun harus bersyariat. Ada yang mengkritik perusahaan alas kaki, tas, kulkas, dan semacamnya karena meminta label halal untuk produknya.
Rincian syariat bisa berbeda antara satu masa dan atau tempat dengan masa dan tempat yang lain. Perhatian yang berlebih terhadap rincian ajaran agama, khususnya dalam bidang hukum, menjadikan rincian itu bagaikan sesuatu yang pasti kebenarannya sambil melupakan maqashid syari‘ah. Tak ada syariat tanpa maqashid syari‘ah sebagai pedoman utamanya.
Prof Quraish Shihab, Mufassir Nusantara, melalui bukunya berjudul, “Syariah: Ekonomi Bisnis dan Bunga Bank” berhasil menghadirkan pemahaman perihal syariah dalam pandangan Al-Quran, sunnah, juga pandangan sekian ulama, sehingga prinsip-prinsip utama yang mengatur keuangan syariah bisa dimengerti dengan jelas.
Isi Buku Syariah
Buku karya Prof Quraish secara garis besar memaparkan makna syariat dan tujuannya. Secara khusus dalam bidang ekonomi dan lebih khusus lagi dalam bidang keuangan, bisnis, dan bunga bank. Bidang ekonomi ini menurut Quraish Shihab adalah persoalan yang sering disalahpahami, sehingga menimbulkan kerancuan dalam hati dan pikiran, serta berdampak pada tingkah laku.
Adapun paparan yang akan pembaca temukan dalam buku secara garis besar meliputi:
- Makna Syariah dalam Islam
- Rahmat ajaran Islam
- Makna Syariah dalam disiplin ilmu
- Fikih dalam Syariah
- Syariah dalam pengertian sehari-hari
- Penerapan ajaran Islam pada masa Nabi saw.
- Syariah manusia dan kondisi sosial
- Maqashid syariah
- Akal dan Syariah
- Ijtihad
- Ta’abbudi dan ta’lili
- Ummahatul Qawa’idil Fiqhiyyah
- Syariah dan ekonomi
- Harta dalam pandangan Islam
- Riba/bunga bank
- Keterlibatan pemerintah
- Iman dan akhlak dalam kegiatan ekonomi dan bisnis
- Mencari rezeki
- Akhlak pebisnis
Makna Syariah dalam Islam
Kata syariat terambil dari bahasa Arab شريعة شرع - (syara'a-syariah). Kata-kata yang terbentuk dari huruf-huruf ش (syin), ر (ra), dan ع (‘ain) terhimpun makna-makna dalam arti sesuatu yang terbuka dan memanjang.
Dari sini, sumber air yang mengalir dinamai syariah. Demikian juga layar yang terkembang. Unta yang mengangkat kepalanya sehingga lehernya tampak terbentang dengan jelas juga ditunjuk dengan menggunakan kata yang terdiri dari susunan ketiga huruf di atas. Bahkan ikan-ikan yang menonjolkan kepalanya di perairan dilukiskan juga dengannya sebagaimana disebut dalam Al-Quran:
وَسْـَٔلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِيْ كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِۘ اِذْ يَعْدُوْنَ فِى السَّبْتِ اِذْ تَأْتِيْهِمْ حِيْتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَّيَوْمَ لَا يَسْبِتُوْنَۙ لَا تَأْتِيْهِمْۛ كَذٰلِكَۛ نَبْلُوْهُمْ بِمَا كَانُوْا يَفْسُقُوْنَ ١٦٣
Artinya: “Tanyakanlah kepada mereka tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabat, (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka bermunculan di permukaan air. Padahal, pada hari-hari yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji mereka karena mereka selalu berlaku fasik.” (QS Al-A’raf: 163).
Dari makna sumber air, kejelasan, ketinggian, dan lain-lain, agama secara majazi (metafor) dilukiskan juga dengan kata syariah. Dengan kata lain, agama adalah sumber air kehidupan rohani, jelas dan luhur tuntunannya, lagi mengantar kepada ketinggian, sebagaimana agama menjadi sarana pembersih dan penyuci, seperti halnya air.
Dalam Al-Quran, kata-kata yang asalnya dari ketiga huruf dengan susunan di atas ditemukan dalam lima ayat. Yaitu kata syara'a pada surat As-Syura ayat 13, kemudian kata syara’u pada surat As-Syu’ara ayat: 21, lalu kata syari’ah pada surat Al-Jatsiyah ayat 18, selanjutnya kata syir’atan pada surat Al-Maidah ayat 48, serta syurra’an pada Surat Al-A'raf ayat 163.
Jika Anda memerhatikan kata-kata tersebut sesuai konteksnya, maka makna yang dikandungnya tidak keluar dari makna kebahasaan di atas.
Syariat Islam bercirikan moderasi dan umatnya adalah ummatan wasathan (QS Al-Baqarah: 143) yang antara lain bermakna, pertengahan dalam pandangannya tentang kehidupan dunia ini. Tidak mengingkari, dan menilai kehidupan dunia sebagai maya, tetapi tidak juga berpandangan bahwa hidup duniawi adalah segalanya.
Di samping ada dunia, ada juga akhirat. Manusia tidak boleh tenggelam dalam materialisme, tidak juga membumbung tinggi dalam spiritualisme. Ketika pandangannya mengarah ke langit, kakinya harus tetap berpijak di bumi.
Ajaran Islam adalah rahmat, rahmat yang mema-dukan antara hak dan cinta, atas balasan dan pema-afan, serta menghiasi aneka aktivitas dengan ma'ruf. yakni budaya positif masyarakat.
Ciri ajaran Islam tidak keras seperti ajaran Nabi Musa as., tidak juga cinta yang berlebihan seperti ajaran Nabi Isa as. yang memerintahkan mencintai musuh atau memberi pipi kanan untuk ditampar setelah sebelumnya pipi kiri telah ditampar. (Halaman 1-9).
Kelebihan Buku Syariah
Salah satu kelebihan buku ini terletak pada kepiawaian penulisnya dalam menjernihkan pemahaman perihal syariah dalam pandangan Al-Quran, sunnah, juga pandangan sekian ulama, sehingga prinsip-prinsip utama yang mengatur keuangan syariah bisa dimengerti dengan jelas.
Selain itu, buku ini juga berhasil menjelaskan syariat dalam konteks ekonomi mutakhir. Buku ini menjelaskan secara perlahan tentang makna syariah kemudian membahas tentang hukum jual-beli dan bagaimana umat Islam menyikapi riba. Sebab, riba sendiri merupakan hal kompleks yang harus dipahami secara rinci.
Catatan untuk Buku Syariah
Meski banyak kelebihannya, namun namanya juga karya manusia, pasti tak luput dari kata kekurangan. Salah satu kekurangan dari buku ini terletak pada tidak adanya ilustrasi gambar yang bisa memperjelas pembahasan yang sedang dibahas.
Identitas Buku
Penulis: Prof. Dr. M. Quraish Shihab
Tahun Terbit: Cetakan Pertama: September 2021
Penerbit: Lentera Hati
Tebal : 248 hlm
ISBN: 978-623-7713-94-4
Peresensi: M Ryan Romadhon, Alumni Ma’had Aly Al-Iman Bulus Purworejo, Jawa Tengah
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
3
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
6
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
Terkini
Lihat Semua